Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (31)

Kompas.com - 17/04/2008, 07:22 WIB

                                                                                                                                                                      [Tayang:  Senin - Jumat]

Berakhir di Sini

Anak Satina satu-satunya, Maksat, yang dulu selalu menemani ibunya di Toktogul, sekarang sudah jadi mahasiswa tingkat pertama di ibu kota Bishkek. Satina menganjurkan saya untuk mengontak Maksat kalau ke Bishkek nanti. Kebetulan sekali, di malam ketika saya hendak meninggalkan Toktogul, bapak angkat Maksat datang dari Bishkek.

Namanya Moken. Kata Satina, orangnya baik sekali. Siapa Toktogulduk, orang Toktogul, yang tak kenal Moken? Sekarang Maksat menumpang gratis di rumah Moken di Bishkek. Belakangan saya tahu bahwa Moken bekerja sebagai supir taksi. Di Kyrgyzstan, seperti halnya Tajikistan, supir taksi termasuk pekerjaan yang menjamin cemerlangnya masa depan.

Saya menumpang mobil Moken langsung ke Bishkek. Jalan dari Toktogul ke arah utara melewati gunung-gunung tinggi. Kendaraan umum yang boleh melintas cuma taksi. Bus besar dilarang lewat sini sejak kejadian bus yang mengangkut para pedagang Uyghur dari China terguling dan menewaskan banyak orang, beberapa tahun lalu. Mobil Moken termasuk mewah. Badannya panjang dan kursinya lebar. Saking nyamannya mobil ini, saya ketiduran terus sepanjang perjalanan sampai ke Bishkek.

Rumah Moken terletak di perumahan Ala Too di pinggiran kota Bishkek. Maksat, yang masih mengenali saya, sangat terkejut dengan kedatangan saya yang tiba-tiba bersama bapak angkatnya. Maksat langsung menggiring saya ke ruang tamu, menyiapkan makanan kecil, dan berbincang tentang masa lalu.

Moken sendiri sangat sibuk. Ia bakal punya hajat besar pernikahan anak sulungnya, tiga hari lagi. Sejak seminggu ini, sanak saudara terus berdatangan dari Toktogul. Ada yang menginap. Ada yang membawa bayi. Rumah besar Moken di Bishkek jadi sangat ramai. Moken pun sibuk belanja persiapan pesta, dan saya ditinggal begitu saja dengan Maksat.

Maksat membawa saya ke pusat kota Bishkek, sekitar 30 menit perjalanan dengan bus, karena saya rewel mencari warnet. Di daerah pinggiran kota seperti tempat tinggal Moken ini sama sekali tidak ada internet. Sudah dua mingguan saya tidak mengecek email padahal status visa Kazakhstan dan Uzbekistan saya masih menggantung.

Pusat kota Bishkek ini ramai, apalagi kalau dibandingkan dengan Toktogul atau Karaköl. Ruas-ruas jalan di sini semua lurus, berpotongan satu sama lain membuat peta kota Bishkek mirip tetrad buku kotak-kotak anak SD. Landmark paling menonjol di sini adalah TSUM, Tsentralnii Univermag, pusat perbelanjaan sentral milik negara. Hampir semua kota-kota besar bekas Uni Soviet di Asia Tengah punya TSUM. 'Sentral' adalah kata favorit pemerintahan komunis, dan Kyrgyzstan masih setia menyimpan kenang-kenangan masa lalunya.

Di dekat TSUM berbaris rapi toko, warnet, money changer, restoran siap saji, dan segala macamnya. Dua minggu tak mengecek internet sama sekali, saya merasa seperti pertapa yang baru turun gunung. Banyak berita-berita kurang menyenangkan di tumpukan e-mail saya. Yang paling meresahkan adalah pengurusan visa Kazakhstan saya macet, padahal visa Kyrgyzstan saya habis 10 hari lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com