Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (78)

Kompas.com - 23/06/2008, 07:57 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Pulang

Baru saja saya bernafas lega karena visa Iran sudah di genggaman, dan visa Turkmenistan sedang diproses, tiba-tiba sebuah SMS singkat dari Indonesia membuyarkan rencana perjalanan saya.

            "Papa mau kamu pulang Tahun Baru Imlek ini. Kami ada yang mau dibicarakan," demikian bunyinya. Singkat, tetapi cukup mendebarkan jantung.

Ayah yang selama ini tidak pernah meminta apa-apa dari saya, kali ini memohon saya dengan sangat untuk – pulang. Ya, pulang ke kampung halaman, mencari pekerjaan dan menetap di Indonesia, mengakhiri perjalanan di belantara Asia Tengah. Ayah baru-baru ini kena serangan jantung, dan saya tidak tega untuk tidak memenuhi permintaannya.

            "Kamu pulang saja, memang mau bagaimana lagi? Sebelum kamu menyesal seumur hidup, Gus," demikian mbak Rosalina Tobing, kawan dekat saya di KBRI Tashkent, menganjurkan saya untuk segera membeli tiket ke Kuala Lumpur. Kebetulan sedang ada promosi dari Uzbekistan Airways, harga tiket ke Malaysia hanya 299 dolar.

Singkat cerita, saya sudah di Bandara Internasional Tashkent. Petugas imigrasi Uzbekistan memang sudah tersohor korupnya, semakin ganas dengan rumitnya birokrasi negara ini. Berbekal 'surat sakti' dari KBRI pun masih belum menenangkan hati saya. Saya terus memanjatkan doa, melewati pos demi pos.

Pos terakhir yang paling saya takuti, pos imigrasi, ternyata tidak seseram dugaan saya. Petugasnya kebetulan orang Tajik, dan sangat senang sekali ada orang asing yang bisa bahasanya, sampai lupa memeriksa surat registrasi saya – yang kebetulan memang saya tidak punya. Saya menghela nafas lega.

Bandara ini memang aneh, seaneh negaranya. Di ruang tunggu, yang notabene masih di wilayah Uzbekistan, uang Sum sudah tidak berlaku lagi. Saya mencoba membeli air putih dengan uang Sum yang tersisa, tetapi ditolak mentah-mentah oleh penjual, "Only dollar, please!"

Apakah negara ini memang tidak punya kepercayaan diri bahkan terhadap mata uangnya sendiri? Uang Sum sudah tidak berlaku, bahkan ketika saya masih belum meninggalkan bumi Uzbekistan. Saya teringat orang-orang Uzbek yang lebih senang menyimpan duit dalam dolar daripada Sum. Juga banyak orang yang menyimpan uang di bawah bantal atau lemari, karena sama sekali tidak percaya pada bank. Bahkan pulsa HP pun dihitung dengan dolar. Tak heran ketika Tenge Kazakhstan terus menguat, Sum Uzbekistan malah terus anjlok.

Pesawat O'zbek Havayolari bernomor HY553 tinggal landas tepat pukul 11:30 menuju Kuala Lumpur. Pesawat penuh sesak oleh penumpang, yang semuanya duduk sembarangan berebutan kursi, walaupun masing-masing sudah punya boarding pass.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com