Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memasuki Masa Lalu

Kompas.com - 21/09/2008, 11:30 WIB

TAK banyak orang mengenal eksotisme alam di wilayah perbukitan kota Temanggung. Tak banyak pula yang menaruh perhatian pada penggalan sejarah Jawa kuno berwujud bangunan dan prasasti, tanda yang senantiasa mengundang dialog dengan masa lalu.

Kami memasuki bangunan gerbang tua yang menyerupai candi dan corak arsitekturnya mirip bangunan peninggalan Kerajaan Majapahit di Mojokerto, Jawa Timur. Tempat itu terletak di wilayah agak mendatar, tertutup pohon-pohon besar. Satu-dua kera mendekat seperti mengawasi.

Itulah gerbang utama menuju Umbul Jumprit, mata air yang disucikan. Air umbul (sendang, mata air) adalah air keberkahan yang diambil para biksu dengan ritual khusus untuk digunakan dalam upacara Trisuci Waisak di Candi Borobudur. Umbul yang tak pernah kering ini juga "mengisi" Sungai Progo.

Jalan menuju umbul teduh dan sunyi. Kira-kira 30 meter dari gerbang utama berdiri patung Hanoman (kera sakti dalam kisah Ramayana) di depan gerbang kedua yang harus dilewati untuk mencapai umbul. Mata air itu terletak di bawah goa, dilindungi pohon tua yang sangat besar, bersulur-sulur. Matahari tidak bisa menembus kerimbunannya.

"Kalau mau airnya, saya ambilkan langsung dari umbul," ujar Muhtasori, petugas di situ. Ia berjalan pelan mendekat ke goa, menundukkan kepala sejenak, membungkukkan badan, dan terlihat hati-hati memasukkan air ke mulut botol. Air itu terasa sangat dingin dan jernih.

Muhtasori mengatakan, banyak orang datang ke umbul pada hari-hari tertentu, khususnya pada malam tanggal 1 Sura, untuk bermeditasi dan mandi. Biasanya dilakukan selewat tengah malam. "Dulu tak banyak orang tahu tempat ini," ia melanjutkan, "Pengunjung mulai berdatangan pada 1980-an. Ada orang Jerman yang beberapa kali ke sini."

Petilasan Jumprit disebut dalam Serat Centhini, karya sastra para pujangga Jawa tahun 1815, terutama dikaitkan dengan legenda Ki Jumprit.

"Menurut cerita, beliau adalah ahli nujum dari Majapahit. Namun, juga ada yang bilang, beliau putra Raja Majapahit, Prabu Brawijaya," tutur Muhtasori, "Beliau pergi dari keraton, bertapa, ditemani seekor monyet bernama Seta. Monyet-monyet di sini keturunan Seta. Jumlahnya sekarang sekitar 20-an."

Kebenaran cerita itu boleh saja dipertanyakan. Akan tetapi, memperlakukan umbul dengan penuh hormat, seperti dilakukan Muhtasori, adalah keharusan.

Merawat mata air adalah merawat kehidupan. Umbul Jumprit tak hanya terkait dengan legenda masa lalu. Ia menghadapi tantangan kontekstual, dengan kehidupan sebagai pertaruhan. Dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 mengenai Sumber Daya Air, orang-orang rakus mendapat "restu" untuk menguasai mata air di berbagai pelosok Bumi Pertiwi ini. (MH/IVV)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com