Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepotong Senja di Boulevard

Kompas.com - 04/03/2009, 08:49 WIB

SEMILIR angin senja mengiringi matahari beranjak ke peraduannya. Beberapa orang duduk-duduk di pinggir pantai yang disebut Kawasan Boulevard. Biasanya selain wisatawan yang sengaja menunggu sunset, warga kota Manado juga sering menikmati senja di sekitar kawasan ini.

Kawasan Boulevard ini termasuk salah satu ikon ibukota propinsi kota Manado yang menjadi pusat wisata kuliner pada malam hari. Kawasan ini sebelumnya banyak berjajar pedagang kaki lima, kafe pinggir jalan yang menjajakan aneka makanan khas Manado.

Mereka dulu berjualan makanan di gerobak-gerobak yang berjajar di sepanjang pantai, tetapi kawasan itu dirapikan dan mereka dipindahkan ke tempat lain karena akan dibangun mal.

Saat ini, sudah ada empat mal yang berdiri di kawasan itu seperti Manado Town Square (Mantos), Boulevard Mall, Bahu Mall dan Mega Mall. Di belakang Bahu Mall dan Mega Mall terdapat café, restoran dan rumah makan yang menyajikan aneka masakan Manado dan makanan lainnya seperti gado-gado, bakso, nasi goreng dan aneka seafood, dsb. Inilah tempat makan yang bisa dijadikan

Mal-mal tersebut berada di sepanjang jalan Pierre Tendean dan menjadi landmark kebanggaan karena merupakan jalan terlebar dan jalan pantai terpanjang (4,2 kilometer) di Manado.

Untuk menuju Kawasan Boulevard cukup mudah dijangkau dengan angkutan dalam kota maupun kendaraan pribadi. Letaknya pun strategis dan menjadi salah satu daya tarik baru kota Tinutuan ini, sehingga pusat kegiatan masyarakat Manado justru berpusat di mal-mal, hotel atau restoran di kawasan Boulevard ini. Sebelumnya aktivitas warga Manado terpusat di sekitar Monumen Taman Kesatuan Bangsa, tetapi saat ini lebih banyak terpusat di kawasan Boulevard.

Tetapi reklamasi pantai sepanjang 4,2 kilometer ini bukannya tak menimbulkan dampak. Menurut penduduk sekitar kawasan tersebut, sampah dari sepajang kawasan pantai ini akan mengikuti pola arus ombak ke arah Pulau Bunaken. Jadi ketika ombak besar sekitar bulan November-Januari, pantai Bunaken menjadi penuh sampah. Kondisi ini masih berlangsung hingga bulan Februari lalu dan penduduk Bunaken hanya bisa pasrah atas sampah kiriman dari lahan reklamasi itu.

Sedangkan pemerintah kota Manado melihat prospek pembangunan kawasan Boulevard dengan mereklamasi pantai untuk mendirikan mal-mal ini sebagai potensi wisata baru. Incarannya tentu pendapatan daerah melalui sektor pariwisata dapat lebih bertambah.

Apalagi wisata kuliner di kota Manado ini sangat beragam dan tentunya menjadi keunikan tersendiri bila dijadikan obyek wisata tersendiri di tengah kota. Masakan yang dihidangkan di area makan ini meliputi rusuk babi bakar, aneka sajian ikan bakar hasil tnagkapan nelayan, dan masih banyak lagi. Hampir semua restoran menyediakan hidangan khas Manado yang terkenal pedas tersebut. Tetapi di beberapa kedai juga terdapat sajian menu dari luar Manado seperti bakso, coto Makasar, seafood dan masih banyak lagi.

Beberapa kafe di kawasan ini pun menyediakan aneka makanan dan minuman khas seperti saraba. Minuman susu dicampur jahe dan rempah-rempah ini lezat disajikan saat hangat. Terutama bila musim penghujan, minuman khas Makasar ini memberi efek hangat pada tubuh. Hidangan yang pas untuk menyeruput saraba ini biasanya pisang goreng, tahu isi goreng, dan sebagainya.

Lokasi kawasan Boulevard yang berada di kota Manado ini memungkinkan pengunjung dapat menyambangi obyek wisata lain di kota Manado seperti Kuil Ban Hing Kiong, Museum Provinsi Sulawesi Utara, dan masih banyak lagi.

Wisatawan yang ingin menikmati semburat merah senja di pinggiran pantai Boulevard ini hari Sabtu, sebaiknya agak lebih sore datang ke daerah ini. Pasalnya, pengunjung terutama pemuda dan remaja dari Manado dan sekitarnya biasanya berkumpul di tempat ini untuk menghabiskan akhir pekan tiap Sabtu sore.

Kemacetan di sepanjang jalan Pierre Tendean pun tak terelakkan sepanjang Sabtu dan Minggu, karena hampir sebagian besar orang Manado ingin menghabiskan waktu di kawasan Boulevard.
Tetapi upaya untuk mencapai tempat ini dengan bermacet-macet sepertinya tidak akan sia-sia. Semburat merah dan violet berpadu di langit Boulevard senja itu. Sungguh sepotong senja terindah di Kota Tinotuan…

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com