Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (178): Kantor Pos yang Ribet

Kompas.com - 10/04/2009, 08:13 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Saya sungguh tak menyangka bahwa kirim surat di Pakistan bisa menjadi pekerjaan yanag paling merepotkan sedunia.

Setelah berjalan sepuluh bulan menyusuri Asia Tengah, setiap hari tas ransel saya semakin berat saja. Sepanjang jalan saya selalu membeli buku untuk dibaca. Sebagian buku yang sudah terbaca saya berikan ke orang lain, sebagian lagi terlalu saya untuk dibuang. Tak ada jalan lain, beberapa buku koleksi ini harus dikirim pulang untuk meringankan beban di punggung.

Bagi backpacker yang gemar membaca buku, bersukacitalah, karena mengirim buku dari Pakistan dan India benar-benar murah meriah. Layanan khusus kantor pos Pakistan yang berbandrol book post membolehkan saya mengirim tumpukan buku seberat hampir dua kilogram dengan biaya hanya 166 Rupee, atau hampir tiga dolar saja. Hanya satu syaratnya, buku ini dibungkus dengan kertas khusus yang disediakan oleh deretan kios penjual amplop di luar kantor pos, satu sisinya tidak boleh disegel supaya pihak kantor pos bisa melihat isinya.

Tetapi ada kabar buruk bagi backpacker yang gemar memotret, karena mengirim CD berisi foto tak diizinkan. Sebenarnya, segala macam CD, VCD, dan DVD dilarang dikirim keluar Pakistan.

          “Tidak boleh,” kata petugas di loket, “karena mengirim CD pasti kena objection.”

Ibu paruh baya di bagian informasi, biasa dipanggil Madam, menganjurkan saya untuk membuat surat ijazat, surat ijin. Ijazat ini adalah surat bersegel, ditulis dalam bahasa Urdu, bisa dibeli dari pedagang amplop di luar pagar. Selain itu, harus ada tanda tangan dan cap dari pedagang amplop. Saya heran dengan sistem pos di sini, mengapa pedagang amplop di luar pagar punya pengaruh yang begitu luar biasa?

Tak ayal, pedagang amplop dengan gembira menarik 80 Rupee dari saya untuk selembar kertas dan coret-coretan tangannya dalam bahasa Urdu. Ia kemudian mencatat lagi segara detail paspor dan dokumen saya dalam buku tebalnya. Bagaimana sistem kantor pos Lahore yang bekerja baik di dalam gedung dan di luar pagar sungguh masih merupakan misteri bagi saya.

Madam melihat sekilas surat ijazat saya.

          “Thik hai. Koi problem nehi. Tidak ada masalah,” katanya tersenyum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com