Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemilau Baru Belitong (1): Energi Sebuah Novel

Kompas.com - 25/08/2009, 08:47 WIB

Ilham Khoiri

Belitung atau Belitong, pulau kecil penghasil timah di Provinsi Kepulauan Bangka  Belitong, sedang "booming".  Kawasan yang dulu terisolasi itu kini  masyhur, didatangi banyak wisatawan, dan masyarakat lokal bergairah menyambut harapan baru. Inilah momentum kebangkitan yang tercipta,  antara lain, berkat tetralogi novel "Laskar Pelangi" beserta filmnya.

"Negeri Laskar Pelangi". Begitu masyarakat setempat menjuluki  Pulau Belitong-dalam ejaan lama disebut Belitong. Julukan itu kini jadi buah bibir di mana-mana, termasuk menjadi tagline Belitong Pos, koran setempat.

Semua itu tak lepas dari sukses tetralogi novel karya Andrea  Hirata (pemuda asal Gantung, Belitong Timur): Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Novel itu berkisah perjuangan anak-anak di pulau tersebut untuk bersekolah di tengah keterbatasan fasilitas pendidikan. Setelah melewati berbagai hambatan, beberapa anak sukses melanjutkan studi ke Jakarta, bahkan di Eropa.

Seperti diketahui, novel yang pertama kali diterbitkan Bentang  Pustaka tahun 2005 itu meledak dengan mencetak angka penjualan lebih dari sejuta eksemplar. Karya ini menjadi fenomenal dan memberikan inspirasi bagi banyak orang.

"Mungkin karena ceritanya adalah kisah semua orang, yang harus  berjuang mengatasi buruknya pendidikan di Tanah Air," kata Andrea Hirata pada satu waktu.

Saat diangkat jadi film tahun 2008, Laskar Pelangi dengan sutradara Riri Riza juga sukses dipasaran. Selama beberapa bulan tayang di bioskop, film garapan Miles Films dan Mizan Productions itu ditonton sekitar 4,6 juta orang. Kualitas film itu juga diapresiasi  secara internasional, termasuk dengan masuk dalam seksi panorama di Berlinale International Film Festival awal tahun 2009.

Novel dan film itu tentu saja mengangkat popularitas Belitong.  Pulau kecil yang dulu hanya dikenal sebagai penghasil timah menjadi masyhur di seantero Nusantara, bahkan mancanegara. "Film sangat mudah mempromosikan suatu kawasan karena memotret secara hidup pemandangan,  budaya, dialek, dan masyarakatnya," kata Riri Riza.


(Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com