Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkenalkan, Tugu Equator di Tengah Hutan Barito

Kompas.com - 06/10/2009, 08:37 WIB

PURUK CAHU, KOMPAS.com - Tugu Equator (Equator Monument) yang terletak di kawasan hutan Desa Tumbang Olong, Kecamatan Uut Danum, Kabupaten Murung Raya (Mura), Kalimantan Tengah (Kalteng), dijadikan objek wisata.
   
"Mulai tahun ini kawasan tugu equator kami kembangkan menjadi objek wisata andalan daerah ini bahkan Kalteng," kata Wakil Bupati Mura Nuryakin  di Puruk Cahu, Senin (5/10).
    
Nuryakin mengatakan tugu Equator yang merupakan kawasan lintasan garis khatulistiwa yang berada di kabupaten paling utara Kalteng itu dibangun 2001 oleh perusahaan hak pengusahaan hutan (HPH) PT Sarang Sapta Putra.
    
Selama ini tugu khatulistiwa di wilayah kabupaten paling pedalaman Sungai Barito yang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Barito Utara itu masih belum dikenal karena letaknya relatif jauh dari Puruk Cahu, ibukota Kabupaten Mura, sekitar 4 jam lebih menggunakan mobil maupun roda dua.
    
"Untuk itu kami melakukan pembenahan dengan membangun sejumlah sarana dan prasarana sehingga kawasan itu menjadi salah satu tujuan wisata," jelasnya.  
    
Bangunan tugu terdiri atas 4 tonggak kayu ulin (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 meter, dengan ketinggian tonggak bagian depan sebanyak dua buah masing-masing 3,05 meter dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah 4,40 meter.
    
Diameter lingkaran yang di tengahnya terdapat tulisan EVENAAR sepanjang 2,11 meter. Panjang penunjuk arah 2,15 meter dengan tulisan plat di bawah anak panah tertera 114’ 2002’ LG (OlvGr) menunjukkan letak berdirinya tugu khatulistiwa pada garis Bujur Timur.
    
"Di sekitar tugu dibangun tempat istirahat untuk memudahkan wisatawan yang berkunjung ke sana," ujar Nuryakin.
    
Dia menjelaskan untuk menambah kelengkapan objek wisata tugu equator di kabupaten yang kaya akan sumber daya alam berupa emas, intan dan batubara itu, juga ada lokasi kawasan hutan dengan koleksi tumbuh-tumbuhan khas Kalimantan yang dipelihara sekitar areal perusahaan yang bergerak disektor perkayuan tersebut.
    
Selain itu, di sepanjang ruas jalan HPH atau di sekitar kawasan desa yang dikenal masyarakat setempat dengan nama Desa Laas tersebut juga kaya akan potensi wisata seperti air terjun Bumbun yang tinggi puluhan meter dengan bertingkat-tingkat dan wisata pasir putih bukit tengkorak.
    
"Kalau potensi wisata ini dikembangkan dengan serius kami yakin menjadi daya tarik tersendiri bagi daerah di pedalaman ini," kata Nuryakin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Travel Update
Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com