Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Terapung

Kompas.com - 01/02/2010, 15:22 WIB

Lebih dari 40 tahun yang lalu, ketika pertama kali berkunjung ke Bangkok, salah satu atraksi wisata yang paling mengesankan bagi saya adalah pasar terapung. Pada waktu itu, pasar terapung Bangkok berlokasi di sekitar Wat Arun. Ratusan pedagang menjual dagangannya dari perahu-perahu kecil yang dikayuh pelan hilir-mudik di sekitar kawasan itu. Ini memang benar-benar pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penduduk setempat.

Sayangnya, tahun demi tahun, floating market yang dulu kondang di Bangkok ini semakin merosot mutunya sebagai atraksi pariwisata. Sekitar sepuluh tahun yang lalu, ketika saya “terbujuk” oleh pengemudi taksi air untuk berkunjung ke floating market, ternyata saya diantar ke sebuah pasar tradisional di dekat Wat Sai, Bangkok. Memang, di situ ada sebuah pasar darat yang cukup ramai. Tetapi, yang beroperasi menjual dagangan dari sampan kecil di anak sungai Chao Phraya itu bisa dihitung dengan jari. Jualannya pun tidak mengesankan.

Ada seorang perempuan setengah baya berperahu dengan cooler box yang terus merayu-rayu wisatawan untuk membeli bir. Ada lagi beberapa perahu yang menawarkan kartu pos dan benda-benda suvenir. Saking sedikitnya sampan pedagang, justru kami yang harus mengejar-ngejar sampan yang diperkirakan berfungsi sebagai toko berlayar.

Sejak dasawarsa terakhir ini, pengelola pariwisata Thailand sudah “menciptakan” floating market baru di Damnoen Saduak – sekitar satu jam bermobil ke sebelah Barat Bangkok. Skalanya sangat besar, sehingga menjadi daya tarik pariwisata yang memang mengesankan. Di samping itu, penyelenggara pasar terapung ini ternyata berhasil benar-benar mengoperasikannya sebagai pasar sesungguhnya yang memang merupakan tempat transaksi sehari-hari bagi warga masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Setiap hari, puluhan bus pariwisata datang ke Damnoen Saduak membawa ribuan wisatawan. Mereka kemudian naik sampan-sampan kecil dan menyusuri sungai yang penuh dengan sampan-sampan pedagang. Kebanyakan para pedagang di pasar terapung menjual bahan-bahan makanan untuk dimasak di rumah. Tetapi, beberapa perahu juga menjual masakan untuk dinikmati di tempat. Di sepanjang sungai pun banyak didapati warung-warung dan toko-toko dengan berbagai jualan.

Di pasar ini, penduduk setempat berbelanja kebutuhan sehari-hari, sedangkan para wisatawan berbelanja benda-benda suvenir maupun sarapan berbagai makanan-minuman yang dijajakan di sana. Bahkan mereka yang sudah sarapan di hotel pun pasti tergoda untuk mengudap lagi di sana. Penjual mi kuah, pad thai (mi goreng), buah potong, pisang goreng, dan berbagai kudapan yang disajikan secara menarik.

Saya sempat mencicipi mi bebek yang enak, dari sebuah sampan yang ditambat. Rupanya, karena mi bebek ini sangat terkenal, ia tidak sempat lagi hilir-mudik mengayuh perahunya. Sampan-sampan lain mengantre untuk membeli mi bebek. Bagusnya, untuk mengatasi kemacetan, sampan-sampan wisatawan tidak boleh “parkir”. Lalu, bagaimana mengembalikan mangkuk mi? Gampang! Pengemudi sampan nanti akan mengembalikannya bila lewat tempat itu lagi.

Sungguh, sebuah atraksi yang sangat menarik dan interaktif dengan penduduk lokal.

Rose garden

Karena Damnoen Saduak jaraknya agak jauh di luar Bangkok, maka sebuah objek pariwisata lain pun diciptakan untuk “menangkap” wisatawan yang berkunjung ke kawasan Barat Bangkok ini. Tempat ini dikenal dengan nama Rose Garden. Awalnya tempat ini merupakan venue penyelenggaraan sebuah konferensi anggrek internasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com