Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketan Gurih dari Sungai Pinyuh

Kompas.com - 03/05/2010, 15:24 WIB

Oleh AGUSTINUS HANDOKO

Datanglah ke Pondok Pengkang di Desa Peniti Luar, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat. Rasakan sensasi gurih paduan tekstur liat ketan dengan udang kering dalam penganan bernama pengkang.

Ketan, sejak lama menjadi primadona bahan dasar untuk pembuatan penganan. Teksturnya yang liat menyebabkan ketan bisa dibuat berbagai macam penganan, baik yang berasa manis maupun asin. Di Kalimantan Barat, pengkang menjadi salah satu makanan khas berbahan dasar ketan yang kini banyak diburu para pendatang.

Pengkang sebetulnya oleh orang Tionghoa digunakan untuk menyebut segala makanan yang dipanggang. Dan, pengkang yang ada di Kalimantan Barat ini juga memang dipanggang sebelum disajikan.

Rasa gurih ketan dan ebi menjadi makin nikmat karena aroma daun pisang yang meresap setelah dipanggang. ”Pengkang sebetulnya tidak jauh berbeda dengan lemper yang sudah dikenal banyak orang. Hanya saja, kalau lemper biasanya isinya daging ayam giling atau parutan kelapa, pengkang menggunakan udang kering dan masih harus dipanggang pula,” kata Haerany, pemilik Pondok Pengkang. Haerany adalah generasi ketiga pembuat pengkang.

Seperti lemper, bahan baku ketan juga harus dimasak dulu lalu diaduk dengan santan. Setelah diisi dengan udang kering dan dibungkus menggunakan daun pisang, pengkang lalu dikukus hingga masak.

Yang khas dari pembuatan pengkang adalah cara pemanggangannya. Dua bungkus pengkang yang sudah dikukus kemudian dijepit menggunakan bilah bambu yang setiap ujungnya diikat menggunakan bundung, sejenis tanaman menjalar yang tahan panas.

Sambal kepah

Pengkang makin khas karena Haerany memadukan penyajiannya dengan sambal kepah atau sambal kerang. Dijamin, rasa gurih yang berpadu dengan rasa sambal yang setengah pedas dan manis itu akan membuat Anda kembali memesannya setelah merasakan satu jepit pengkang.

”Sambal itu memang kreasi saya untuk menambah citarasa pengkang. Dulu, pengkang hanya menggunakan udang kecil basah sehingga daya tahannya hanya sehari. Dengan udang kering, pengkang masih bisa dimakan hingga tiga hari,” kata Haerany.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com