Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Theraphy, Membatik di Amerika

Kompas.com - 30/10/2010, 20:02 WIB

oleh Mey Hasibuan  Sudah enam tahun kami bermukim di Greenville, South Carolina, sebuah kota kecil di belahan negara Paman Sam. Satu hal yang selalu membuat kami gusar dari awal kedatangan hingga saat ini adalah kenyataan bahwa begitu banyak masyarakat Amerika yang belum mengenal Indonesia. Fakta bahwa Indonesia merupakan negara keempat terbesar jumlah penduduknya di dunia tidaklah menjadikan Indonesia dikenal dunia.

Jumlah warga Indonesia yang tinggal di Amerika memang tidak besar dibanding dengan negara tetangga seperti Thailand dan Filipina. Dengan kondisi ini, kami justru menyadari begitu besar kesempatan kami untuk berbagi tentang keunikan dan keragaman Indonesia, baik dari kekayaan alam dan budayanya, kepada komunitas di mana kami bermukim.

Kami memulai kegiatan mempromosikan budaya dan produk Indonesia di ajang Spartanburg International Festival di tahun 2008. Ini adalah kali pertama Indonesia hadir di acara ini, di mana anak saya, Oryza Astari, membawakan Tari Pendet di salah satu pentas pergelaran acara tersebut dan saya mengenalkan produk-produk cantik dan unik dari Indonesia termasuk produk hasil recycle. Sejak saat itu, kami selalu hadir di festival ini dan kini saya ikut aktif menjadi anggota dari International Community in Spartanburg.

Sejak tahun 2008, kami terus menggulirkan serangkaian kegiatan promosi budaya dan produk Indonesia baik berupa presentasi, pentas seni, maupun promosi produk. Berkolaborasi dengan sekolah, perpustakaan, Cultural Center dan berbagai organisasi (antara lain YMCA, International Club), semua kegiatan ini kami lakukan sendiri. Semua datang dari niat dan kesungguhan untuk berbagi dan memperkaya wawasan masyarakat Amerika (yang kami mulai dari lingkungan sekitar kami) tentang Indonesia.

Kegiatan promosi ini terus berlanjut, kegiatan terakhir kami adalah mengadakan Indonesian Batik Painting workshop, yang kami lakukan hasil kolaborasi dengan salah satu Cultural Center di sini (Mauldin Cultural Center). Kegiatan ini sudah dua kali kami lakukan dan respon dari para peserta sangat menggembirakan.

Sungguh hal yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata ketika melihat peserta begitu bersemangat dan tidak sabar untuk segera menggenggam canting dan menorehkan malam ke atas selembar kain putih. “Rasanya seperti kembali ke abad silam (ancient years)”, ungkap Carla Dabney, salah seorang peserta yang berprofesi sebagai seniman.

Sebelum membatik, para peserta juga mendapat sedikit penjelasan tentang sejarah batik, perkembangannya hingga saat ini dan apa makna batik tersebut bagi Indonesia. Selain itu mereka pun ditemani oleh musik-musik dari berbagai daerah Indonesia.

Para peserta yang mengikuti kegiatan ini menyebut kelas ini sebagai “batik-therapy”, karena di kelas ini mereka menemukan suasana yang tidak hanya akrab dan nyaman namun memberikan keasikan tersendiri bagi tiap peserta.

Kegiatan yang bermula bersifat volunteer/sukarela kini mendapat banyak tanggapan positif dan dukungan dari masyarakat. Awal bulan Oktober ini saya melegalisasi kegiatan usaha saya dengan nama Gallery of Indonesia, sebagai langkah awal sebuah badan usaha yang menyediakan produk indonesia dan dilengkapi dengan promosi kebudayaan Indonesia di Amerika, oleh dan dari orang Indonesia.

Tantangan yang ke depan begitu besar, karena saat ini semua masih kami lakukan sendiri. Semoga ada investor yang tertarik untuk ikut bekerjasama memajukan usaha kami di sini. Harapan kami semoga upaya sederhana ini menjadi sumber inspirasi dan semangat bagi sahabat-sahabat di tanah air untuk lebih mencintai produk dan budaya Indonesia. Benar adanya bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai kebudayaannya sendiri. 

Mey Hasibuan, Founder, Gallery of Indonesia Anggota Greenville Forward 2025, Komisi International. Anggota aktif International Club in the Upstate (ICU) Anggota Komunitas Interfaith Forum Relawan Hands on Greenville  

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com