Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saint Malo, Kotanya Bajak Laut

Kompas.com - 08/11/2010, 15:09 WIB

"Wow....kapal pirate (bajak laut).."!! teriak Adam anak sulung kami begitu sampai di pintu gerbang kota Saint Malo.

KOMPAS.com -  Kota Saint Malo di Bretagne memang terkenal sebagai kota bajak laut di masa kerajaan. Tapi ada bedanya. Bajak laut biasa membajak kapal untuk merampok hartanya demi kepentingan pribadi. Sementara bajak laut Malouin (orang Saint Malo) mereka merebut kapal serta merampas hartanya untuk kepentingan Raja Perancis. Istilahnya mereka bekerja untuk kerajaan.

Para corsaire (istilah bahasa Perancisnya untuk membedakan dengan istilah bajak laut biasa) mereka diperbolehkan menggunakan kekerasan hingga membunuh awak kapal dalam aksi perampohannya, namun tindakan ini dinyatakan legal karena mereka melakukannya atas nama raja.

Aneh memang tapi begitulah kenyataan. Dan penduduk Saint Malo begitu bangga dengan masa lalunya. Tapi kalau mereka disebut dirinya keturunan bajak laut, langsung merah padam mukanya karena bagi mereka istilah  pirate dengan corsaire memiliki perbedaan. Pirate adalah perampok identik dengan kejahatan dan corsaire adalah prajurit kerajaan. Meskipun bagi saya intinya sama saja, sama-sama merampok.

Bajak laut kerajaan ini tidak sembarang merampas kapal laut. Kapal laut yang berhubungan dengan kerajaan dilarang disentuh namun kapal asing terutama inggris menjadi sasaran utama.

Sebelum memasuki pintu gerbang kota tua Saint Malo, kota yang dikelilingi oleh pelabuhan ini, mata kita akan dipertemukan dengan kapal corsaire (bajak laut kerajaan). Begitu besar, mempesona dan yang terpenting asli. Bukan kapal buatan yang sengaja dipajang untuk turis. Tentunya kapal bajak laut ini sudah mengalami renovasi agar lebih indah dipandang mata dan juga menunjukan bagaimana aslinya ketika kapal-kapal kerajaan itu berlayar di samudra yang diisi oleh para pembajak kerajaan yang siap bertempur merampas kapal dan harta kapal lain.

Bila ingin lebih mengenal dari dekat kita bisa melihat hingga ke dalam kapal laut, namun tentunya harus merogoh kantung terlebih dahulu. Sayangnya saya lupa berapa euros yang saya sudah keluarkan untuk kami, yang saya ingat lumayan mahal. Tapi melihat anak-anak begitu bersemangat hingga tak berhenti berteriak 'wahhhh...wow....olala...' uang yang kami keluarkan menjadi tak terlalu berarti, buktinya saya sampai lupa berapa harga tiket masuk.

Puas menjelajahi kapal corsaire, saatnya bagi kami berempat mengunjungi kota tua Saint Malo yang selalu didatangi turis mancanegara lebih dari 200.000 orang di musim panas. Setelah mendatangi kantor turis informasi mulailah kami berjalan kaki menyelusuri Saint Malo.

Sepertinya angket yang menyatakan jika musim panas kota bajak laut ini banjir manusia tepat adanya. Karena saat kami datang, bertepatan dengan pasar kota sehingga di hari biasa saja kota ini sudah padat dengan turis ditambah dengan pasar kota yang diadakan setiap jumat lengkaplah sudah pandangan kami hanya dipenuhi oleh orang-orang yang berlalu lalang.

Butik dan restoran di kanan kiri sepanjang jalan memang tak terlalu enak untuk berjalan kaki bila yang dicari adalah kenyamanan menyibak pesona kotanya. Kota ini memang surga bagi mereka yang mencari oleh-oleh. Karena dari mulai makanan khas setempat hingga barang kerajinan di sini kita bisa menemukan dengan mudah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com