Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Tua Banten Lama

Kompas.com - 20/11/2010, 11:40 WIB

KOMPAS.com — Kota Tua Banten Lama adalah situs yang merupakan sisa kejayaan Kerajaan Islam Banten. Letaknya relatif tidak jauh dari kota Jakarta sehingga perjalanan dapat dilakukan sehari penuh tanpa perlu menginap.

Kota Tua Banten Lama dapat ditempuh sekitar dua jam dari Jakarta. Keluar dari pintu tol Serang Timur, belok kanan, sekitar 11 km kemudian kita akan mencapai Banten Lama.

Setelah kami memarkir mobil di area parkir yang dikelilingi warung-warung kecil, kami menuju ke sebuah situs yang bernama Benteng Surosowan. Dinding benteng dengan konstruksi batu bata merah dengan campuran kapur itu terlihat megah. Rupanya ia masih menyimpan sisa-sisa kejayaan masa lampau.

Situs ini dikelilingi oleh pasar yang dikelola oleh penduduk sehingga kami harus berputar-putar dahulu untuk mencari gerbang masuk ke dalam benteng tersebut.

Rentetan keluh kesah mulai bermunculan lagi saat kami mendapati bahwa gerbang besi ke dalam benteng tersebut terkunci!

Melihat beberapa warga memanjat dinding benteng tersebut, salah seorang di antara kami pun turut memanjat. "Wah isi dalam bentengnya bagus!" serunya setelah berhasil mencapai atas dinding benteng. Tapi sisa dari rombongan pun hanya tersenyum simpul karena meragukan kemampuan masing-masing dalam "pemanjatan ilegal" tersebut.

Salah seorang lainnya mengusulkan untuk melihat-lihat ke dalam Museum Kepurbakalaan Banten Lama yang terletak tepat di depan Benteng Surosowan, sekaligus mencari pemandu yang mungkin dapat membantu kami dalam menjelaskan sejarah peninggalan Kerajaan Islam Banten tersebut.

Museum Kepurbakalaan Banten Lama Tarif masuk ke dalam museum hanya Rp 1.000 per orang. Di museum ini kami berkenalan dengan Pak Slamet, yang selanjutnya menjadi teman perjalanan kami dalam menyusuri jejak sejarah Kerajaan Islam Banten. Pak Slamet memandu dengan sabar, menjelaskan secara rinci sejarah Kerajaan Islam Banten dengan menunjukkan foto-foto dan alat peraga yang terdapat di dalam museum.

Saya menatap ke sekeliling dan merasa agak kecewa karena museum tersebut tampak kurang menggugah dan kurang menarik. Benda-benda sejarah yang dipajang tampak berdebu dan terlihat kurang terawat. Seorang teman berceletuk, seharusnya museum ini dapat dijadikan lebih menarik apabila dibuat semacam alat peraga visual yang menjelaskan secara jelas beserta bukti otentik mengenai wujud bangunan keraton pada masa itu.

Dari beberapa sumber yang telah saya baca, ternyata memang sejarah Kerajaan Islam Banten sejak abad ke-16 hingga abad ke-19 belum terkuak secara detail hingga saat ini. Potongan-potongan sejarah Kerajaan Islam Banten masih ditelusuri dan dikumpulkan oleh para sejarawan sampai detik ini.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com