Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

90 Persen Benteng di Indonesia Rusak

Kompas.com - 12/01/2011, 16:47 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Sebanyak 90 persen dari 442 benteng di Indonesia yang diinventarisasi Kementerian Budaya dan Pariwisata selama tiga tahun terakhir, musnah, rusak, dan beralih fungsi. Tim dari Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala kini tengah mengkaji pemanfaatan benteng-benteng tersebut.

Direktur Peninggalan Purbakala pada Kementerian Budaya dan Pariwisata, Junus Satrio Atmodjo, di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (12/1/2011), mengatakan benteng-benteng berupa pilbox atau bunker peninggalan Perang Dunia II yang ada di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, umumnya musnah karena telah menjadi perkebunan.

Adapun sekitar 50 persen dari 37 benteng peninggalan Perang Diponegoro (1825-1830) di Pulau Jawa rusak dan terbengkalai. Sementara sisanya yang masih berkondisi baik justru dimanfaatkan warga untuk sarang walet, seperti Benteng Pendem dan Willem I di Kecamatan Ambarawa, Jawa Tengah. Ada pula sejumlah benteng yang kini difungsikan untuk rumah tahanan dan markas militer.

Menurut Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala, Aurora Frida Tambunan, pihaknya tengah merumuskan langkah yang paling tepat untuk pemanfaatan benteng-benteng tersebut.

"Hasil rekomendasi akan kami berikan pada setiap kepala daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota paling lambat pertengahan tahun ini," tutur Aurora, seusai membuka pameran bertajuk "Benteng-Benteng: Dulu, Kini, dan Esok" di Benteng Fort Rotterdam, Makassar.

Rekomendasi itu diharapkan menjadi pedoman para pemangku kebijakan di setiap wilayah dalam membenahi kondisi benteng. Ia berharap pelestarian itu nantinya dilakukan dengan mengedepankan pemanfaatan potensi benteng. Metode tersebut akan membuat benteng memiliki nilai ekonomis yang dapat digunakan untuk membiayai pelestarian.

Beberapa benteng yang kondisinya baik dan bernilai ekonomis, antara lain Benteng Vredeburg (Yogyakarta), Vastenburg (Solo), Fort Van Der Capellen (Batusangkar), Marlborough (Bengkulu), dan Fort Rotterdam (Makassar).

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, misalnya, baru saja menyelesaikan revitalisasi tahap I Benteng Fort Rotterdam tahun lalu. Biaya sebesar Rp 10 miliar itu digunakan untuk menata tampilan fisik benteng dan merobohkan gedung Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang berlokasi di sebelah selatan benteng.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, Syuaib Mallombasi, revitalisasi tahap II akan dilanjutkan tahun ini dengan merobohkan gedung Radio Republik Indonesia yang berlokasi di sebelah utara benteng. Pemprov Sulsel juga akan membangun kanal selebar 3 meter untuk wisata keliling benteng menggunakan kano.

"Bangunan di belakang pun sebagian akan kami pugar agar tampilan benteng dapat dinikmati dari segala penjuru," ujar Syuaib.

Selain Fort Rotterdam, revitalisasi juga akan dilakukan terhadap Benteng Somba Opu. Namun, proses pelestarian yang melibatkan investor baru akan dilakukan setelah penetapan zonasi oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Sulsel rampung pada 15 Januari nanti.

Inventarisasi terhadap keberadaan benteng akan terus dilanjutkan tim Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala. Berdasarkan catatan Pemerintah Kolonial Belanda terdapat sekitar 600 benteng di Tanah Air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com