Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus DBD di Indonesia Tertinggi di ASEAN

Kompas.com - 19/02/2011, 07:16 WIB

Jakarta, Kompas - Dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang tahun 2010, Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN. Untuk itu, Indonesia bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi penyakit DBD.

”Kalau sebuah negara kasus DBD-nya tinggi, negara-negara lain takut tertular. Karena itu, masalah DBD menjadi masalah bersama negara anggota ASEAN,” kata Rita Kusriastuti, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), Kementerian Kesehatan, kepada wartawan, Jumat (18/2).

Berdasarkan data P2B2, jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2010 ada 150.000 kasus. Menurut Rita, potensi penyebaran DBD di antara negara-negara anggota ASEAN cukup tinggi mengingat banyak wisatawan keluar masuk dari satu negara ke negara lain.

”Dibandingkan wilayah lain, negara-negara Asia Tenggara paling serius terkena dampak DBD,” kata Rita. Dalam pertemuan para Menteri Kesehatan se-ASEAN, disepakati untuk mengurangi risiko transmisi demam berdarah. Strategi utama yang dilakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya demam berdarah dan cara pencegahannya.

Sebagai Ketua Bidang Kesehatan ASEAN 2011, Indonesia berencana meluncurkan hari demam berdarah se-ASEAN (ASEAN Dengue Day) yang disepakati setiap tanggal 15 Juni.

Tujuan dari peluncuran ASEAN Dengue Day ini adalah meningkatkan komitmen nasional dan antarnegara anggota ASEAN pada upaya pengendalian demam berdarah, baik pencegahan, penanggulangan, hingga tata laksana sehingga angka kejadian dan kematian akibat DBD bisa ditekan.

Kasus DBD di Indonesia, menurut Rita, paling banyak terjadi di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Tanaman obat

Selain itu, Kemkes akan menyelenggarakan konferensi tentang obat-obatan tradisional yang diikuti negara-negara anggota ASEAN.

Menurut Indah Yuning Prapti, Direktur Pusat Riset dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Kemkes, terdapat 3.000 tanaman obat di Indonesia. Indonesia menempati urutan kedua setelah Brasil terkait keanekaragaman hayati tanaman obat.

”Hanya saja riset dan pengembangan tanaman obat masih terbatas,” kata Indah. (IND)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com