Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Borobudur Bukan Sekadar Tempat Wisata

Kompas.com - 27/04/2011, 14:46 WIB
Roderick Adrian Mozes

Penulis

KOMPAS.com - Saat tiba masa liburan, sebagian besar wisatawan yang menuju Jawa Tengah, tidak akan pernah melewatkan untuk berkunjung ke Candi Borobudur. Candi yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini selain meninggalkan jejak sejarah juga kemegahan dan keindahannya mengantarkan Borobudur dicatat sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 1991.

Namun, kondisi Borobudur sempat mengkhawatirkan setelah tertutup abu vulkanik dari Gunung Merapi setebal 1 hingga 3 sentimeter. Sehingga Candi yang dibangun pada tahun 800-an masehi tersebut oleh pengelola ditutup untuk dibersihkan.

Kekhawatiran itu pun dirasakan oleh Parsiono. Sebagai pemeluk agama Buddha, Parsiono menilai Borobudur bukanlah sekadar tempat wisata ataupun warisan dunia. Namun melalui Borobudur inilah dia dan umat Buddha lainnya menghormati Sang Buddha.

"Di samping sebagai warisan dari leluhur kita. Saya melihat Borobudur itu sebagai monumen. Sebagai tempat saya dan umat Buddha lainnya untuk menghormat kepada Sang Buddha," kata dia saat ditemui Kompas.com seusai menerima piagam penghargaan dari Kementerian Budaya dan Pariwisata, Rabu (20/4/2011).

Parsiono spontan bergabung bersama 2.000 lebih relawan untuk bahu membahu membersihkan badan Candi Borobudur dari abu Merapi. Penelitian mengatakan jika abu tersebut dibiarkan, dapat berdampak pada kerusakan pada batu-batu Candi.

Di bawah naungan Pemuda Theravada Indonesia (PATRIA) Parsiono bergerak bersama 400 anggota PATRIA untuk membersihkan Borobudur. Rasa memiliki Borobudur telah mengalahkan rasa lelah mereka. "Keinginan untuk membersihkan Borobudur itu muncul spontan aja, karena sebagai umat Buddha kita otomatis peduli, bagaimana supaya Borobudur itu cepat bersih dan rapi kembali," kata Parsiono.

Pada Rabu (20/4/2011), Parsiono mewakili rekan-rekannya di PATRIA menerima piagam penghargaan dari Kementerian Budaya dan Pariwisata melalui Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Aurora F Tambunan. Wajah sumringahnya saat menerima piagam penghargaan tidak bisa mengalahkan rasa lega dan syukurnya saat Borobudur kembali dibuka setelah sempat ditutup selama 45 hari.

Dirjen Sejarah dan Purbakala Kemenbudpar, Aurora F Tambunan mengatakan bahwa sikap sigap para staf pengelola dan tentunya relawan untuk membersihkan Candi Borobudur menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia siap menjaga warisan budaya dunianya.

Dari keterangan Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur Marsis Sutopo, dari hasil pembersihan terkumpul 57 meter persegi abu vulkanik. "Itu setara dengan 10 truk penuh dengan muatan pasir. Saat ini pun kita masih menutup lantai 8, 9, dan 10 Borobudur karena masih dalam tahap pembersihan" kata Marsis.

Namun tampaknya, abu dan pasir sebanyak itu tidak menjadi kendala bagi Parsiono dan relawan lainnya. Bagi dia kembalinya kemegahan dan keindahan Candi Borobudur sebagai sebuah warisan budaya dunia lebih bermakna dalam, dari pada tenaga yang terbuang dan piagam penghargaan yang sekarang digenggamnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

    Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

    Travel Update
    Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

    Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

    Travel Tips
    Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

    Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

    Travel Update
    Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

    Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

    Jalan Jalan
    Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

    Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

    Travel Tips
    12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

    12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

    Travel Update
    Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

    Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

    Travel Update
    Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

    Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

    Travel Update
    KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

    KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

    Travel Update
    Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

    Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

    Jalan Jalan
    Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

    Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

    Jalan Jalan
    Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

    Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

    Travel Update
    Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

    Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

    Hotel Story
    Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

    Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

    Travel Tips
    Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

    Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com