Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Pengotan, Menikah Harus Bersama-sama

Kompas.com - 08/06/2011, 09:11 WIB

Oleh: Herpin Dewanto

Menikah bukan sekadar urusan menyatukan dua manusia yang saling mencinta. Ada makna yang lebih luas lagi, seperti kemauan berbagi beban hidup dan menyatukan dua atau lebih keluarga. Di Desa Pengotan, Kabupaten Bangli, Bali, kedua makna pernikahan itu lebih kental terasa.

Tradisi pernikahan di Desa Pengotan memiliki dua keunikan. Pertama, pernikahan hanya boleh dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun berdasarkan kalender Hindu. Pernikahan dilakukan pada sasih kapat (bulan keempat) dan sasih kedasa (bulan kesepuluh) atau dalam kalender Masehi sekitar bulan September-Oktober dan Februari-Maret.

Kedua, karena hanya berlangsung dua kali dalam satu tahun, pernikahan selalu dilaksanakan secara massal. Dalam satu kali upacara pernikahan, bisa ada 70 pasang atau sedikitnya hanya 5 pasang pengantin.

Oleh karena itu, setiap kali ada upacara pernikahan massal, suasana di Desa Pengotan mendadak ramai, seperti yang terjadi hari Jumat (18/2/2011) siang. Warga dari luar desa juga berbondong-bondong ingin melihat keunikan pernikahan itu.

Pernikahan pada siang itu melibatkan 20 pasang pengantin yang merupakan penduduk asli Desa Pengotan. ”Sebenarnya, orang dari daerah lain atau kepercayaan lain yang menikah dengan penduduk Desa Pengotan boleh menikah dengan tradisi ini,” kata tokoh Desa Pengotan, Wayan Kopok.

Rangkaian upacara pernikahan itu total berlangsung selama enam hari. Tiga hari sebelum upacara puncak pada Jumat siang itu, setiap pasang pengantin menghaturkan canang sedah berupa sesaji kepada pemimpin adat desa. Ritual itu menyimbolkan kesungguhan pengantin yang akan melakukan pernikahan.

Setelah upacara pernikahan berlangsung, pengantin pria dan perempuan masih melakukan ritual pebratan. Selama tiga hari setelah pernikahan, setiap pengantin tidak boleh keluar dari pekarangan rumah. Mereka pun memanfaatkan waktu untuk menerima tamu yang ingin mengucapkan selamat.

Ritual puncak

Pada hari puncak pernikahan, sekitar pukul 10.00 Wita, Pura Penataran Agung Pengotan yang menjadi tempat pusat kegiatan acara pernikahan mulai ramai. Para peduluan atau petugas pura mulai menata sesaji.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com