Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tugas Besar di Balik Keindahan Flores

Kompas.com - 10/06/2011, 18:17 WIB

MENINGKATNYA popularitas Taman Nasional Komodo tentu menjadi modal utama pembangunan pariwisata di Nusa Tenggara Timur. Setiap tahun jumlah wisatawan, terutama dari luar negeri, terus bertambah dan menuntut pemerintah daerah untuk terus berbenah.

Kepopuleran komodo (Varanus komodoensis) terdongkrak setelah menjadi nomine tujuh keajaiban dunia baru. Ribuan turis berbondong-bondong ke Pulau Komodo untuk melihat langsung habitat asli hewan purba itu.

Gelombang wisatawan dalam jumlah besar ini lantas mendorong perubahan besar di Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, yang merupakan pintu gerbang menuju Pulau Komodo. Kini hotel-hotel baru tumbuh pesat bak jamur.

Berdasarkan catatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, pada 2010 jumlah wisatawan mancanegara mencapai 41.707 orang, meningkat dibandingkan tahun 2009 yang 30.415 orang.

Jumlah wisatawan mancanegara ini jauh lebih banyak daripada wisatawan domestik. Tahun 2009 hanya ada 1.622 wisatawan domestik dan tahun 2010 sebanyak 2.965 orang.

Tiga tahun lalu Labuan Bajo memiliki sekitar 20 hotel. Kini kota yang dulu menjadi pelabuhan suku Bajo itu sudah memiliki dua hotel bintang empat serta 35 hotel melati dan losmen. Hotel bintang empat milik konglomerat Sofjan Wanandi hampir selesai dibangun.

Pariwisata Flores ibarat bunga yang sedang mekar dan banyak mengundang perhatian kumbang. Daerah ini memiliki prospek yang menjanjikan. Salah satu indikatornya adalah para pemodal yang mau menginvestasikan dananya dengan membuka hotel mewah dan resor di kota paling ujung barat Flores ini.

Pertumbuhan hotel ini diperkirakan bertambah pesat jika bandara internasional di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), sudah beroperasi. Wisatawan mancanegara akan lebih mudah mencapai NTT.

Namun, pertumbuhan hotel yang pesat di Labuan Bajo ini justru mengundang keresahan baru bagi pengelola hotel. Jumlah hotel yang banyak menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Selain itu, yang lebih pokok lagi, hampir semua wisatawan yang datang umumnya menginap di hotel di Labuan Bajo maksimal hanya dua malam. Mereka hanya singgah di sana, kemudian menyeberang ke Pulau Komodo atau Pulau Rinca. Setelah itu, langsung ke Bali atau pulang ke negara asal.

Hotel Bintang Flores, salah satu hotel bintang empat di sana, tingkat okupansinya tidak lebih dari 30 persen. ”Ini menjadi kerugian bagi kami karena hotel harus terus beroperasi maksimal dan tentu biaya operasionalnya tinggi,” kata Kepala Personalia Hotel Bintang Flores Ambrosius Ambo.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com