Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amsterdam Tak Cuma Tulip dan Kincir...

Kompas.com - 14/07/2011, 16:35 WIB

KOMPAS.com - Wisata Belanda bagi kebanyakan orang Indonesia lebih dikenal dengan wisata mengunjungi  taman bunga Tulip (Keukenhof), Madurodam (miniatur Belanda), Volendam (kota nelayan tempat wisatawan berfoto dengan pakaian khas Belanda). Selain itu, wisatawan Indonesia menyukai berfoto di kincir angin, melihat pembuatan keju dan sepatu khas Belanda (klompen) serta wisata menikmati kota Amsterdam dengan berlayar menyusuri  kanal-kanal di tengah kota (Rondvart).

Sesungguhnya Belanda bukan hanya terkenal dengan kota kanal, kota tulip dan kota kincir angin akan tetapi masih banyak lagi obyek-obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi pada musim panas  terutama di Amsterdam yang juga menjadi lokasi dari Bandara Schiphol dimana hampir semua maskapai penerbangan di seluruh dunia singgah disini. Saat ini Bandara Schiphol sudah dilayani setiap hari oleh flag carrier Garuda Indonesia  juga.

Amsterdam yang terletak di Provinsi Belanda Utara sesungguhnya merupakan salah satu kota wisata yang menarik di musim panas (Juni-September). Kota terbesar di Belanda yang sangat majemuk karena saat ini dihuni oleh berbagai suku bangsa dari berbagai penjuru dunia. Awalnya Amsterdam hanya terkenal dengan wisata bagi orang dewasa di kawasan prostitusi (wisata seks) atau kota yang penuh kebebasan bagi orang dewasa seperti kedai kopi yang menjual ganja secara legal serta pentas ekpresi aneka seni.

Kota yang mendapat sebutan “the Venice of the North” ini merupakan kota yang banyak dilalui kanal-kanal (kali besar yang bisa dilalui perahu/kapal ukuran sedang), jembatan-jembatan  diantaranya jembatan bermodel kuno seperti yang masih bisa kita temui juga di Jakarta Kota depan Hotel Batavia. Di Amsterdam terdapat bangunan-bangunan tua yang masih terpelihara, museum dan juga pusat perbelanjaan terbesar di Belanda.

Semua bisa dinikmati dengan berjalan kaki atau bersepeda dan tentunya dengan menaiki kapal yang berlayar di kanal-kanal kota Amsterdam (Rondvart) sambil menikmati bangunan kuno yang berumur ratusan tahun dan terawat bagus berdiri bersama bangunan baru yang berasitektur serupa, rumah-rumah kapal yang indah di pinggir kanal.

Fasilitas transportasi umum lainnya yang sangat memadai dan nyaman adalah trem, kereta api antar kota, bus, taksi, bus hop on hop off atau bus loncat sana loncat sini yang berkeliling terus di sepanjang kota.

Namun yang tidak kalah menarik saat ini di musim panas adanya kendaraan roda tiga seperti becak tapi dimodifikasi dari sebuah sepeda menjadi kendaraan roda tiga yang parkir di sekitar pusat perbelanjaan yang juga berdekatan dengan obyek wisata lainnya. Tapi "becak" disini dikenal dengan sebutan fietstaxi atau reistaxi. Fietstaxi ini dibuat bukan dari sepeda motor tapi dari sepeda biasa. Modelnya macam-macam, tapi memang ada yang persis becak.

Selain itu fasilitas transportasi laut juga bisa ditemukan di Amsterdam dengan adanya pelabuhan untuk feri, kapal-kapal besar, terutama kapal persiar, kapal yang melayani wisatawan (Rondvart). Diantara kapal-kapal tersebut ada kapal tua peninggalan zaman VOC yang sangat menarik dengan pahatan-pahatan kayu bernuansa Asia yang artistik yang dipakai untuk menjelajah negara-negara pada zaman keemasan VOC.

Tanggal 9 Juli 2011 diluncurkan moda transportasi laut dan darat yang baru di Amsterdam untuk pariwisata yaitu Waterbus yang dimiliki oleh perusahaan travel Roderij Lovers, dan bus wisata tersebut diberi nama de Floating Dutchman. Transportasi lainnya yaitu Water Taxi alias motor boat yang dicat kuning dan menjadi taksi.

Transportasi kereta api antar kota dan negara juga terletak di pusat kota Amsterdam (Central Station). Fasilitas lainnya seperti  akomodasi hotel tersebar di berbagai wilayah (lebih kurang 300 hotel) dan juga aneka restoran, warung kopi bahkan bisa disebut sebagai pusat kuliner yang mendunia. Bisa dikatakan hampir semua makanan dari berbagai negara sudah tersedia di kota yang hampir jarang ditemui kemacetan kendaraan seperti di kota metropolitan lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com