Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Beras Tak Terkait Produksi

Kompas.com - 15/07/2011, 04:12 WIB

Jakarta, Kompas - Kebijakan importasi beras tidak dapat secara langsung dikaitkan dengan kemampuan produksi beras. Dengan surplus produksi beras 5 juta ton dan peningkatan produksi beras di atas tren laju pertambahan penduduk, seharusnya tidak ada masalah dengan ketersediaan beras nasional.

Hal itu dikemukakan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kemtan) Ahmad Suryana, Kamis (14/7), di Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Dalam kesempatan itu, Kemtan juga memberikan bantuan gratis 3.000 bibit pohon kelapa, 5.000 bibit sukun, 1.200 kantong bibit cabai, alat pembuat keripik sukun, serta menjual paket sembilan bahan pokok murah senilai Rp 65.000 per paket.

Menurut Ahmad, peningkatan produksi beras nasional tahun 2011 sebesar 2,4 persen, di atas laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 persen. Dengan kenaikan produksi itu, surplus produksi beras tahun ini diperkirakan 5 juta ton. Surplus produksi itu ada di tangan masyarakat, pedagang, dan petani.

Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan, Kemtan memahami kalau Perum Bulog harus mengimpor beras. ”Kalau stok beras Perum Bulog tidak ditambah, stok Bulog akan berkurang pada akhir tahun,” kata Bayu, yang juga Dewan Pengawas Perum Bulog.

Keputusan impor beras ditentukan dalam rapat koordinasi di tingkat Kementerian Koordinator Perekonomian. Kemtan akan menghormati keputusan itu.

Dalam sejumlah kesempatan terpisah, Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, Perum Bulog telah melakukan berbagai upaya untuk mengejar target pengadaan. Hal itu termasuk dengan menaikkan harga beli beras di pasar tiga kali. Namun, setiap kali Bulog membeli dengan harga baru, harga beras di pasar naik lagi. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com