Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngabuburit ke Masjid Soekarno di Rusia

Kompas.com - 05/08/2011, 17:31 WIB

KOMPAS.com - Bertandang bulan Ramadan di Rusia, tidak afdol bila tidak berkunjung ke masjid biru Soekarno di St. Petersburg. Mampirlah walau hanya untuk salat sunat. Berjarak sekitar 900 km dari Moskwa, semua kelelahan dijamin akan terbayar. Selain beribadah, sebuah pelajaran besar telah ditorehkan: Indonesia pernah disegani oleh negara adidaya Uni Soviet.

Siapa yang tidak kenal St. Petersburg atau Leningrad? Sebuah kota yang dibangun oleh Peter the Great, atau raja Peter I. Lanskap kotanya tidak beda dengan kota-kota besar di Eropa Barat, seperti Amsterdam, Berlin ataupun London. Letaknya di pinggiran Sungai Neva dan ratusan kanal di dalamnya menjadikan kota ini sebagai Venesia Rusia. Bangunannya, alamak sama modelnya dengan yang ada di belahan Eropa, bertipe barok. Ada museum Hermitage yang lebih lengkap dari Musee de Louvre di Paris. Ada juga istana musim panas Petergof, nangkring di bibir laut Baltik. Manusianya, hmmmm... sangat friendly dengan turis.

Nah, diantara puluhan tempat wisata yang top markotop, di dekat bantaran Sungai Neva terdapat sebuah masjid yang kubahnya berwana biru. Tatkala pelancong ikut cruise kapal menyusuri Sungai Neva, menaranya yang menjulang terlihat dengan jelas. Menggapai langit biru sambil melambaikan tangan ke arah Anda. Manakala didekati, oh kecantikannya makin nyata. Bagaikan seorang ratu belia yang dikelilingi gadis cantik.

Jangan lupa, ketika mau masuk masjid, ucapkan salam sambil perkenalkan bahwa Anda berasal dari Indonesia. Bila tidak dimengerti penjaga, katakan Anda dari Jakarta. Dan bila masih ada kesulitan, jangan segan-segan menggunakan password paling mujarab: Presiden Soekarno! Dijamin, petugas akan langsung mempersilakan Anda menikmati semua isi masjid sepuasnya karena Anda dianggap Soekarno Kecil.

Memasuki masjid ini terasa sejuk di hati dan seolah berada di suatu tempat yang akrab dengan diri kita; tempat bersujud. Di atas pintu masuknya, sebuah kaligrafi berukuran sedang memberikan perintah berdasarkan ayat Tuhan: 'Masuklah dengan damai dan aman.'   Setelah melewati ruang penerimaan, kita akan langsung masuk ke dalam masjid lantai pertama yang mampu menampung lebih dari dua ribuan jamaah. Kubah yang dari luar berwana biru, didalamnya terdapat ukiran dan lukisan yang terpengaruh oleh budaya arab dan menggantung di tengah-tengahnya lampu bulat besar bertatahkan kaligrafi buatan Rusia dengan berat lebih dari 2 ton.

Dari kejauhan terlihat mihrab yang agung berwarna biru terbuat dari ribuah marmer yang didisain khusus. Di tengah-tengahnya terdapat siluet berupa kaligrafi yang menegaskan pesan-pesan Tuhan tentang kebaikan dan kebijakan yang harus dianut oleh umatnya. Di sampingnya, terdapat mimbar khutbah dengan tangganya yang tinggi terbuat dari kayu yang sangat terawat. Pada saat khatib naik mimbar, ia akan memegang tongkat yang merupakan pengganti tombak pada jaman para sahabat nabi.

Lantai dua dan tiga dipakai untuk shalat jamaah wanita, sehingga tidak perlu sekat seperti yang ada di beberapa masjid. Uniknya, untuk bisa mengikuti shalat berjamaah, para wanita hanya bisa melihat ke imam melalui dua cendera yang telah disiapkan. Melihat modelnya, jendela ini pastilah model jendela Mesir.

Pilar-pilar besar penyangga kubah dan lantai dua dan tiga dihiasi dengan aneka lukisan bunga yang lebih mirip budaya Rusia bagian Selatan. Pembagian ruangan yang lega serta kebersihannya yang terjaga membuat para jamaah betah berzikir di dalamnya. Di bulan Ramadhan tahun ini, jamaah shalat tarawih tidak terlalu banyak atau hanya sekitar 300-an orang. Ini disebabkan puasa jatuh pada musim panas sehingga shalat tarawih dilakukan hampir tengah malam sehingga banyak jamaah kesulitan mendapatkan transportasi umum pada saat pulang ke rumah.

Ada juga kaligrafi terbuat dari kayu berukuran sekitar satu kali dua meter yang terpajang di samping ruang imam sholat. Tembakan dua lampu dari samping dan atas memberikan nuansa tersendiri atas tatahan indah surah al-Fatihah yang berada di tengah-tengah ukiran model Bali. 'Yang satu ini memang hadiah dari Presiden Megawati Soekarnoputri, sedangkan yang satunya dari mantan Wapres Jusuf Kalla,' ujar sang Mufti Petersburg dengan bangga.

Soekarno Sang Pahlawan

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com