Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gairahkan Kembali Wisata Toraja

Kompas.com - 08/09/2011, 19:27 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mendorong dibukanya rute penerbangan internasional dari Singapura ke Toraja untuk mendorong arus wisatawan. Namun hal ini masih terkendala dengan keterbatasan kondisi bandara.

"Potensi wisata di Sulsel masih bisa dikembangkan. Kita punya Toraja juga pulau-pulau yang indah," ujar Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo saat penandatanganan kerjasama tripartit antara Pemprov Sulsel, PT Garuda Indonesia Persero Tbk, dan Changi Airport Group, di Makassar, Kamis (8/9/2011).

Toraja selama ini menjadi daya tarik utama bagi wisawatan asing. Namun, minat wisawatan untuk mengunjungi kabupaten ini terkendala minimnya transportasi menuju ke Toraja.

P erjalanan darat dari Makassar ke Toraja sejauh 328 km memakan waktu 12 jam. Transportasi darat masih menjadi satu-satunya pilihan setelah Dirgantara Air Service (DAS) tak lagi melayani rute Makassar-Toraja sejak Juli 2010. DAS menyediakan pesawat CASA 212 berkapasitas 24 penumpang, menyesuaikan dengan panjang landasan Bandara Pongtiku Toraja yang tak sampai 1.500 meter.

Adapun rencana membangun bandara baru dengan landasan lebih panjang agar bisa didarati pesawat ATR belum direalisasikan. Investasi untuk pembangunan bandara sudah disiapkan sebesar Rp 700 miliar, ujar Syahrul.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel mencatat angka kunjungan wisatawan tahun 2010 ke Sulsel sebanyak 45.000 orang. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 60 persen yang melancong ke Toraja.

Pelaksana Harian Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Garuda Indonesia Persero Tbk M Arif Wibowo mengatakan, pihaknya tidak menutup pengembangan rute yang diharapkan oleh Pemprov Sulsel. Namun, rencana itu masih terus dimatangkan.

Saat ini Garuda fokus menggenjot arus penumpang Makassar-Singapura. Sejak rute dibuka per 1 Juni, keterisian penumpang belum mencapai seratus persen. Saat ini masih di angka 50 persen dan yang tertinggi 70 persen, kata Arif.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com