Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembalikan Manisnya Mangga Probolinggo

Kompas.com - 26/09/2011, 01:50 WIB

Dahlia Irawati

Siapa tak kenal buah mangga (”Mangifera indica L”) yang daging buahnya terasa manis dan segar itu. Buah mangga ini boleh dibilang memiliki posisi penting dalam dunia buah Indonesia. Bukan hanya biasa menjadi tanaman perindang halaman bagi sebagian anggota masyarakat, dan sekadar dinikmati buahnya. Namun, bagi mereka yang jeli, mangga adalah buah yang sangat menguntungkan.

Salah satu yang menganggap buah mangga adalah sebagai ”jalan hidup dan harga diri” adalah Suli Artawi (56), seorang petani dan eksportir mangga yang hingga kini tidak punya lahan khusus mangga, selain di halaman rumahnya di Probolinggo, Jawa Timur.

Mangga probolinggo adalah satu jenis mangga yang cukup terkenal di samping mangga-mangga unggulan Indonesia, seperti mangga indramayu, mangga gedong, dan mangga gedong gincu.

Dengan mangga, Suli telah mengangkat nama Probolinggo ke kancah buah internasional. Dialah yang sejak tahun 2000 mengekspor mangga probolinggo ke Singapura dan kini juga melayani Hongkong. Jadi jangan kaget jika Anda jalan-jalan ke dua kota tersebut dan Anda menikmati jus mangga, kemungkinan bahan bakunya adalah mangga asal Probolinggo.

”Ada kebanggaan ketika mangga kita bisa bersaing di tingkat internasional. Artinya, kalau kita benar-benar serius merawat mangga, kita bisa mengharumkan nama bangsa di tingkat internasional,” ujarnya. Selain Indramayu dan Cirebon, Probolinggo merupakan salah satu sentra buah yang aslinya berasal dari India dan menyebar ke Asia Tenggara itu.

Sayangnya, menurut Suli, selama ini masyarakat tidak begitu serius merawat mangga. Tanaman mangga dibiarkan tumbuh begitu saja, tidak dipupuk atau disiram, dipetik asal-asalan. Dan, saat tidak lagi menguntungkan, ditebang begitu saja.

Menurut Suli, sudah banyak orang enggan menanam mangga karena dinilai terlalu ribet mengurusnya, dengan hasil yang tidak maksimal. Setidaknya Suli mencatat, sudah lebih dari 100.000-an pohon mangga di Probolinggo ditebang karena dinilai tidak lagi menguntungkan. Masyarakat beramai-ramai menggantinya dengan pohon sengon yang secara ekonomis lebih menghasilkan. Seperti juga di sejumlah kawasan di Jawa, pohon sengon kini menjadi salah satu tanaman yang banyak ditanam di berbagai lahan petani.

”Harga jual mangga tidak bagus karena petani sendiri. Mereka memetik mangga saat masih terlalu muda sehingga rasanya asam dan tidak layak jual. Coba kalau mangga dipetik tepat waktu, harga jualnya akan tinggi,” ujar pria lulusan SMP itu.

Memetik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com