Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melongok ke Lantai Dua Fatahillah

Kompas.com - 21/10/2011, 14:36 WIB
Adhika Pertiwi

Penulis

KOMPAS.com - Kawasan Kota Tua memiliki daya tarik untuk dikunjungi sebagai objek wisata sejarah. Berbagai bangunan tua yang didirikan sejak zaman kolonial masih megah berdiri.

Namun sebagian besar bangunan tersebut sudah dialihfungsikan sebagai gedung museum. Salah satu yang paling terkenal adalah Museum Sejarah Jakarta atau lebih dikenal sebagai Museum Fatahillah.

Museum yang menjadi unggulan kawasan Kota Tua ini merupakan bangunan Belanda yang didirikan pada tahun 1620. Awalnya bangunan ini dimanfaatkan sebagai Balai Kota Pemerintahan Belanda (Stadhuis).

Gedung yang terdiri dari dua lantai ini sudah berusia tua. Oleh karena itu, ada rencana dari pihak museum untuk melakukan renovasi terhadap sebagian bangunan. Salah satu staf kantor Museum Sejarah Indonesia, Sri Widiastuti, mengatakan bahwa prioritas bagian gedung yang akan direnovasi adalah gedung lantai dua.

“Setiap harinya, lantai dua gedung museum bisa menampung sekitar 400 orang, hanya saja kondisi di lantai dua memang membutuhkan renovasi agar pengunjung bisa lebih merasa aman saat menikmati kunjungan,” lanjut Sri.

Rencananya, renovasi akan dilaksanakan pada bulan Februari atau Maret 2011 setelah ada keputusan dari Pemda DKI. Selama renovasi, pihak museum akan menutup sebagian atau seluruh museum. Padahal animo masyarakat untuk berkunjung ke Museum Fatahillah cukup besar setiap harinya.

Belum ada kepastian apakah selama renovasi yang akan ditutup hanya lantai dua atau seluruh museum. Nah, sebelum museum ini tutup sementara, mari melongok sebentar ke lantai dua Museum Fatahillah yang akan direnovasi itu.

Koleksi yang dipamerkan di lantai dua berasal dari abad ke-18 dan ke-19. Koleksi-koleksi ini berupa furnitur yang bentuknya masih utuh dengan warna pernis kayu yang masih terlihat bagus.

Sebagian furnitur sengaja dibeli oleh pihak museum dari penduduk. Salah satunya adalah sebuah lemari peninggalan Belanda yang diambil alih oleh pribumi setelah Indonesia merdeka.

Untuk menuju lantai dua, Anda akan melewati tangga kayu yang cukup kokoh dengan desain kuno. Interior lantai atas masih bergaya kolonial, dengan lantai kayu, ruangan beratap tinggi, dan jendela-jendela besar. Anda akan menemukan kaca besar di salah satu ruangan yang cukup antik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com