Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjibaku di Trans-Kalimantan

Kompas.com - 16/11/2011, 04:28 WIB

Baru saja melintasi jalan yang penuh kubangan lumpur di ruas jalan trans-Kalimantan, sekitar 140 kilometer dari Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, mobil gardan ganda yang dikendarai Aji (38) berhenti. Di tepi jalan terlihat truk terperosok ke dalam parit yang dalamnya lebih dari 5 meter.

Baru tiga hari lalu, truk itu masuk ke situ gara-gara jalan licin,” kata warga setempat yang ikut menonton truk tersebut, pertengahan Oktober lalu.

Aji yang saban pekan melintasi rute ini terkait bisnis sawitnya hanya geleng-geleng kepala. ”Saya khawatir memang kalau lewat sini pas musim hujan. Mobil sering terjebak, keluarnya harus ditarik,” ucapnya.

Saat Kompas menyusuri jalan nasional di ruas Sangatta-Berau, terutama di Kecamatan Muara Wahau, pekan lalu, lubang-lubang berdiameter 1 meter bertebaran di mana-mana. Beberapa ruas bahkan lapisan aspalnya habis mengelupas, menyisakan lumpur. Untuk lewat, kendaraan harus antre karena hanya bisa satu jalur.

”Dua bulan lalu, saya menarik empat mobil untuk keluar dari jalan lumpur itu,” kata Aji, seusai melintasi jalan berlumpur sepanjang sekitar 50 meter di Gunung Kudung, Muara Wahau.

Tak hanya di Muara Wahau. Ruas jalan dari Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, menuju Sendawar, Kabupaten Kutai Barat, juga setali tiga uang kondisinya. Pekan lalu, tampak arus lalu lintas macet sepanjang 500-an meter.

Selama 12 jam perjalanan, sudah tak terhitung berapa mobil dan truk yang menepi. Salah satu mobil itu dikemudikan Agus (36). Ban mobilnya bocor. ”Dua ban cadangan sudah habis,” keluhnya.

Di Kaltim, dari 2.118 kilometer total panjang ruas jalan nasional, yang beraspal baru sekitar 1.743,5 km. Kondisi rusak biasa sepanjang 283,3 km dan rusak berat 22,81 km. Hanya 554,2 km panjang jalan yang tergolong baik.

Ruas antarkabupaten/kota yang relatif paling mulus hanya ruas Kota Balikpapan-Samarinda dan Samarinda-Bontang. Ruas jalan sejauh 240 km, dan biasa ditempuh selama enam jam. Bisa dibilang, nyaris tidak pernah ada kemacetan, kecuali jika terjadi kecelakaan sehingga arus terganggu.

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan, dana pemeliharaan dan pembangunan untuk jalan trans-Kalimantan di Kaltim hanya Rp 900 miliar untuk tahun 2011. Padahal, idealnya Rp 1,3 triliun-Rp 1,7 triliun per tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com