Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obyek Wisata Percandian Bertambah

Kompas.com - 24/11/2011, 18:27 WIB
Thomas Pudjo Widijanto

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Obyek wisata percandian di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta bertambah satu, menyusul selesainya pemugaran Kompleks Candi Sojiwan, yang terletak di Dusun Kalongan, Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Kompleks Candi Sojiwan ini merupakan candi Buddha terbesar kelima yang dipugar oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah.

Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Tri Hatmadji, Rabu (23/11/2011), menyatakan, pemugaran Candi Sojiwan memakan waktu panjang. Bahkan penelitian sudah dilakukan sejak zaman Hindia Belanda sekitar tahun 1813. Setelah melalui proses panjang dengan berbagai penelitian dan berbagai percobaan, akhirnya tahun 1998 dimulai pemugarannya dengan dana APBN.

Hanya sayang, ketika pemugaran sudah mencapai bagian tubuh candi, di tahun 2006 runtuh lagi akibat gempa tektonik yang cukup besar di tahun itu. Terpaksa kita melakukan recovery dari tahun 2006 hingga 2008 dengan melibatkan berbagai tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu dan badan dunia UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa), katanya.

"Candi Sojiwan harus dibongkar lagi untuk memperkuatnya sehingga tahan terhadap guncangan gempa. Sekarang Candi Sojiwan telah tegak berdiri dan akan diresmikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 14 Desember mendatang. Sekaligus ini persembahan saya terakhir sebelum purnatugas," kata Tri Hatmadji yang akan pensiun pada Desember nanti.

Pagar rumah
Tri Hatmadji menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian dari peneliti Eropa ataupun Indonesia, diyakini Kompleks Candi Sojiwan merupakan candi besar yang memiliki dua gugusan candi. Di sisi selatan sudah hancur dan menjadi permukiman penduduk, sementara di sisi utara masih tersisa dan berhasil dipugar.

Mengenai rusaknya gugusan candi sebelah selatan, Karso (80), warga Dusun Kalongan yang dekat dengan candi itu, menyatakan, dulu memang banyak batu menggunung di daerahnya.

"Penduduk ramai-ramai memanfaatkannya untuk membangun rumah atau pagar rumah. Tapi kalau itu memang candi, ya sudah rusak, wong batu-batunya berserakan ke mana-mana," katanya.

Menurut hasil penelitian dan penggalian, kedua gugusan candi itu dikelilingi oleh parit. "Dari hasil penggalian memang bukti parit itu ada, tetapi sudah tak mungkin dipugar lagi karena sudah menjadi permukiman penduduk," kata Tri Hatmadji.

"Keunikan Candi Sojiwan terletak pada kakinya. Ada 15 relief dan setiap relief memiliki cerita yang diduga dari India. Relief itu disebut sebagai Jataka, sebuah ajaran agama Buddha pada masa itu. Namun, makna kisah itu masih relevan untuk zaman kini," katanya

Keunikan Candi Sojiwan juga karena letaknya berada dalam kawasan Siva Plateau, kawasan bangunan candi Hindu, atau Buddha dari yang bentuknya kecil sampai besar.

"Karena itu, kehadiran Candi Sojiwan ini akan menguatkan lagi gagasan kawasan Siva Plateau (Prambanan dan sekitarnya) sebagai taman purbakala nasional," kata Tri Hatmadji. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com