Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerilyawan Minta Serangan Udara Asing ke Suriah

Kompas.com - 26/11/2011, 05:59 WIB

NIKOSIA, KOMPAS.com - Pemimpin Tentara Kemerdekaan Suriah (FSA) Kolonel Riyadh al-Asaad telah menyerukan serangan udara asing terhadap "sasaran-sasaran strategis" di Suriah untuk mempercepat jatuhnya rezim, dalam wawancara melalui telepon dengan AFP.

"Kami tidak menyetujui masuknya tentara asing seperti kasus di Irak, tapi kami ingin masyarakat internasional memberi kami bantuan logistik," kata Kolonel Asaad, yang bermarkas di perbatasan Turki.

"Kami juga menginginkan perlindungan internasional, pengadaan zona larangan terbang, zona penyangga dan serangan pada sasaran-sasaran strategis tertentu yang dianggap sebagai sangat penting oleh rezim itu," katanya.

Sebaliknya, pemimpin kelompok oposisi utama di pengasingan mengatakan setelah pembicaraan di Paris bahwa organisasinya tidak ingin melihat gerilyawan melancarkan serangan terhadap pasukan Presiden Bashar al-Assad.

Di tengah kekhawatiran demonstrasi anti-rezim Assad berubah menjadi perang saudara , Burhan Ghaliun dari Dewan Nasional Suriah mengatakan FSA sebaiknya berupaya untuk menghindari konfrontasi langsung dengan tentara pemerintah.

"Kami ingin militer ini melakukan aksi defensif untuk melindungi orang-orang yang telah meninggalkan militer (rezim) dan demonstrasi damai, bukan untuk melakukan tindakan ofensif terhadap militer," katanya, Kamis  (24/11/2011).

Tapi Asaad mengatakan campur tangah asing terbatas akan "memungkinkan kami untuk menang dalam waktu yang relatif pendek" dan memilih deretan rudal di daerah pantai sebagai sasaran utama bagi serangan.

FSA sekarang memiliki 20.000 orang dalam barisannya, yang bertambah setiap hari, kata kolonel itu.

"Kami memutuskan untuk membebaskan rakyat kita dan untuk membuat rezim ini jatuh," katanya. Ia menuduh rezim itu sekarang mengharapkan pada "tentara sewaan" yang dikirim oleh milisi Syiah Libanon Hizbullah dan oleh ulama Syiah anti-AS Moqtada Sadr.

PBB mengatakan lebih dari 3.500 orang, sebagian besar dari mereka warga sipil, telah tewas sejak demonstrasi meletus pada pertengahan Maret lalu, sementara ribuan orang ditahan.

FSA telah meningkatkan serangan dalam beberapa pekan belakangan ini dan secara terbuka mengaku bertanggung jawab atas operasi mematikan terhadap militer dan anggota-anggota milisi pro-rezim.

"Kami mengharapkan rezim Assad akan menemui akhir yang sama seperti akhir (Moamar) Khadafy di Libya," kata Asaad.

Juru bicara Deplu AS Mark Toner mengatakan pada akhir September, mereka tidak terkejut bahwa oposisi Suriah berpaling ke kekerasan sebagai "aksi membela diri" dari penumpasan berdarah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com