Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis di Eropa, Indonesia Lirik Wisatawan China

Kompas.com - 06/12/2011, 19:28 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Krisis ekonomi global yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat memberi dampak pada pariwisata Indonesia, walaupun tidak terlalu besar. Pada tahun 2009 terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang di Indonesia.

"Tapi tahun 2010, kita mengalami peningkatan sebesar 6,6 persen dan di tahun 2011 sebesar 4,5 persen," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu pada acara Konferensi Pariwisata Nasional di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Seni (5/12/2011).

Ia menambahkan pada bulan Juli yang lalu, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai tingkat tertinggi selama tiga tahun terakhir. Selain itu, pertumbuhan pariwisata Indonesia berada di atas rata-rata dunia. "Hal ini menunjukkan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang menarik di dunia," kata Mari.

Mari menjelaskan adanya pergeseran peak season atau musim ramai kunjungan yang biasa terjadi di bulan Agustus dan Desember, pindah menjadi di bulan Juli dan Desember. "Pergeseran peak season Ini kaitannya dengan masing-masing daerah bagaimana menyiapkan destinasi wisata," katanya.

Menurut Mari, peak season untuk setiap jenis wisman berbeda-beda. Misalnya, seperti China dan Taiwan memiliki peak season di bulan Februari karena libur Imlek. "Eropa sedang terpukul krisis. Perlu kerja keras, tapi untuk jangka pendek bisa mengincar China dan Rusia," ungkap Mari.

Menurutnya, kunjungan wisman asal Rusia dan China mengalami pertumbuhan di atas 10 persen pada tahun 2011. Sementara itu, pengeluaran dari wisman China mengalami peningkatan.

"Ini menunjukkan wisman China bukan lagi kelas bawah, tapi menuju middle income. Sedangkan wisman Rusia, sudah pasti long stay (menginap lebih lama) dan big spender (melakukan pengeluaran banyak)," jelasnya.

Ia berharap peningkatan wisman tidak sekadar jumlah kunjungan ke Indonesia, namun juga wisman semakin lama berwisata di Indonesia serta pengeluaran masing-masing wisman yang semakin banyak. "Sekarang spending wisman 1.000 dollar AS, kita harapkan bisa naik," kata Mari.

Selain China, wisman asal negara-negara di kawasan Timur Tengah juga mengalami peningkatan jumlah kunjungan ke Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya akan mengincar wisman asal China, Rusia, dan Timur Tengah untuk menutupi wisman asal Eropa dan Amerika Serikat yang mengalami penurunan akibat krisis global. Wisman asal Eropa dan Amerika dikenal sebagai turis yang berkunjung ke Indonesia dalam jangka waktu yang lama dan mengeluarkan uang dengan banyak.

"Indonesia masih dikenal sebagai value for money, harga kita termasuk hotel masih dianggap murah dibanding negara lain. Jadi wisman asal Eropa dan Amerika masih kencang, walau krisis tetap kuat. Paling spending mereka saja yang lebih berkurang," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com