Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belaraghi, Menghidupkan Tradisi Menjamu Tamu

Kompas.com - 12/12/2011, 15:54 WIB

KOMPAS.com - Pasar Bajawa masih belum ramai tetapi beberapa angkutan kota berwarna biru sudah menunggu penumpang di pagi hari. Di atasnya sudah naik seorang kernet mengatur tumpukan karung dan beberapa kardus berisi buah-buahan segar.

Pergi ke Belaraghi, sebuah dusun tradisional yang masih mempertahankan hampir seluruh aspek tradisi masyarakat Ngada, sebaiknya dilakukan pagi hari karena selain dusunnya yang menjadi tujuan utama juga semua keaslian dan perkembangan masyarakatyang dilalui di sepanjang jalan menuju Aimere begitu menarik.

Ngada terkenal karena jeratan daya tarik masyarakatnya yang memilih untuk mempertahankan gaya hidup yang tradisional. Sebenarnya kita tak pernah tahu kemampuan mereka untuk dapat memiliki berbagai hal seperti masyarakat kontemporer lainnya. Akan tetapi, secara jelas mereka nampak cukup bahagia dengan apa yang mereka punya.

Di titik puncak keaslian dan jauh dari popularitas yang disandang desa tradisional lainnya, Belaraghi seperti museum kehidupan masyarakat Ngada. Kehidupannya terpisah dari keramaian dengan bentang alam yang menjadi benteng alam sekaligus jembatan yang tak mudah dilalui.

Dalam satu aspek kepentingan, keterpencilan ini menjadi sebuah keuntungan karena dengannya keaslian dan otentisitas dusun ini akan lebih lama terjamin dan tidak akan berubah modern terlalu cepat. Di sisi lain, bentang alam yang tak mudah ini masih memerlukan pengembangan infrastruktur dan fasilitas yang bertanggung jawab.

Trekking adalah pembuka petualangan mengunjungi Belaraghi. Anda dapat memilih satu dari dua altenatif trek yang tersedia. Bila ingin menaklukkan keperkasaan alam Flores maka jalur 11 km bisa menjadi sebuah penghormatan sepanjang umur. Apabila waktu menjadi variabel yang agak mahal maka jalur 2 atau 3 km pun adalah perjuangan yang akan terbayar setimpal.

Bagi warga Belaraghi, berjumpa tamu yang mengunjungi dusun mereka bagaikan cinta pada pandangan pertama. Mereka akan menyambut dengan suka  cita dan menuangkan segala kerinduan pada tamu yang mereka nanti-nantikan dengan menyediakan suguhan-suguhan kehormatan.

Di rumah tamu, rebus ubi, pisang, dan talas disuguhkan dengan kopi atau arak. Sambal cabe rawit Flores tak lupa disertakan dalam piring sederhana.Tak lama, makan siang yang merupakan bagian dari tradisi ti'i ka ebunusi, yaitu ‘menyajikan masakan untuk leluhur', dipersembahkan dengan mengorbankan seekor babi hutan yang banyak dipelihara masyarakat Flores.

Arti pengunjung bagi warga Belaraghi ialah tamu bukan wisatawan. Maka dari itu, sikap penghormatan tak setengah hati dan dilakukan di rumah tamu, sao one, salah satu rumah paling sakral karena tamu dikenalkan kepada para leluhur.

Warga Belaraghi memiliki komitmen mempertahankan bentuk rumah tradisional mereka, bukan semata-mata untuk wisatawan tetapi memang tak ada keinginan merubah tradisi atap rumbia dan ijuk menjadi seng dan antena parabolanya serta listrik yang berseliweran di ubun-ubun rumah tradisional mereka yang sakral.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com