Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesiar Mencari Makam Leluhur

Kompas.com - 29/01/2012, 19:42 WIB
Roderick Adrian Mozes

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Kedatangan kapal pesiar MV Discovery yang membawa wisatawan mancanegara menjadi daya tarik di Minggu (29/1/2012) pagi di Kota Ambon. Setelah berlayar 21 hari mengunjungi sejumlah negara di Asia seperti Hongkong, Malaysia, Jepang, dan Singapura, kapal bersandar di Ambon.

Sekitar 300 wisatawan yang rata-rata berusia 50 tahun ke atas ini menjejakan kaki di Kota Ambon. Tari Lenso dan tabuhan tifa, menyambut kedatangan mereka. Tidak sedikit dari wisatawan tersebut berfoto bersama dengan penari ataupun pemain musik. Senyum hangat menghiasi wajah keriput mereka, namun usia tidak turut memakan semangat mereka untuk menikmati keindahan eksotis dan keramahan warga kota Ambon.

Setelah disambut hangat, wisatawan kemudian menaiki bis untuk mengunjungi sejumlah tempat wisata di Kota Ambon. Namun Ken Young (70) memilih untuk berpisah dari rombongan dan pergi ke makam yang lebih dikenal dengan nama Taman Makam Pahlawan Tantui Kapaha.

Makam ini khusus dibuat untuk menguburkan prajurit tentara sekutu yang gugur di Ambon saat perang dunia kedua melawan Jepang. "Saya tidak ingin pergi ke banyak tempat, saya sudah tua, dan kaki saya sakit. Saya hanya ingin pergi ke makam, saya mencari makam leluhur saya", kata pria asal Selandia Baru itu.

Selain berpesiar, Ken memang memiliki misi lain. Dia berusaha menemukan kuburan leluhurnya yang berasal dari Selandia Baru. Maka dia pun memilih pergi ke makam.

Ketika sampai di Taman Makam Pahlawan Tantui Kapaha Ken melangkah lebih bersemangat. Langkahnya hanya terhenti ketika dia ingin mengambil gambar dan membaca nama serta kata-kata yang terukir di nisan.

Ken kemudian bertemu dengan penjaga makam, Syamsudin (65). Kepada Syamsudin dia bertanya apakah ada prajurit dari Selandia Baru yang dikuburkan di sini. Syamsudin kemudian mengangguk dan mengangkat jari telunjuknya untuk menunjukkan arah tempat seorang prajurit Selandia Baru dimakamkan. "Tolong tunjukkan pada saya," kata Ken.

Syamsudin kemudian mengantarkan Ken ke suatu bagian area makam, di mana ada sejumlah nisan di sana. Pada salah satu makam tampak jelas tulisan New Zealand. Ken kemudian melihat makam tersebut, namun ternyata itu bukan makam leluhurnya. Walau begitu, Ken diam sejenak di depan makam tersebut, melipat kedua tangannya lalu memberikan hormat kepada prajurit tersebut.

Dalam lima tahun terakhir Ken telah pergi ke sejumlah negara dimana pasukan sekutu pernah berperang di sana. Kurang lebih sepuluh makam telah dia kunjungi. Namun dia belum menemukan juga makam leluhur yang dia cari.

Setelah beberapa saat mengelilingi makam, Ken kemudian mengakhiri ziarahnya. "Sangat damai, saya harap Anda tetap menjaga keindahan makam ini," kata Ken kepada Syamsudin.

Ken tidak pergi ke banyak tempat di Ambon. Namun makam pahlawan Tantui Kapaha di Ambon, membuat Ken bernostalgia dengan wisata sejarah yang ditawarkan di Ambon. "Excellent," kata Ken.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com