Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekol Duck Si Bebek Empuk Gurih

Kompas.com - 09/02/2012, 10:55 WIB

Oleh: Siwi Yunita Cahyaningrum

Bebek goreng yang empuk dan gurih disajikan panas-panas dengan nasi hangat bersiram kaldu kental. Mmm.... Itulah sajian nasi bebek di Sekol Duck di Kota Malang, Jawa Timur. Kepala bebeknya justru yang paling diburu pesantap.

Sekol bahasa Jawa yang berarti nasi, sedangkan duck adalah bebek dalam bahasa Inggris. Warung Sekol Duck alias nasi bebek memang khusus menyediakan menu nasi bebek goreng. Sudah 26 tahun Sekol Duck menjaga resep, rasa yang khas.

Warung yang terletak di Jalan Letjen Soetoyo 37 dan dikelola Soekadi sekeluarga itu luasnya hanya segarasi mobil atau sekitar 5 x 10 meter. Namun, tempat yang kecil itu telah menjadi referensi para petualang kuliner di Malang dan sekitarnya.

Pelengkap santap nasi bebek goreng panas gurih itu adalah sambal pencit atau mangga muda yang bercita rasa asam pedas dan kecap sebagai pemanis. Pembeli bisa memilih langsung bagian bebek mana yang ingin disantap karena potongan bebek sudah ditata rapi di meja rombong.

Keempukan daging bebek sudah terasa saat diiris atau disuwir. Mudah sekali melucuti atau mengelupas daging dari tulangnya. Dan saat berada di mulut, daging bebek goreng pun terasa lumer. Rasa bumbu rempahnya meresap ke dalam daging, termasuk bagian daging yang tebal seperti bagian dada.

Kepala lezat

Daging di bagian dada bebek memang terkenal gurih. Akan tetapi, kepala bebeklah yang menjadi andalan Sekol Duck. Di bagian itu, antara kulit, daging tulang, dan otak mudah sekali dipisahkan. Bumbu meresap hingga seluruh bagian kepala. Itu mengapa kepala goreng menjadi bagian yang paling diburu pesantap. Baru tiga jam buka, bagian kepala bebek dipastikan sudah ludes terlebih dahulu.

Selama ini, bagian kepala bebek memang jarang dijual di restoran maupun kaki lima. Penjual biasanya enggan mengolah bagian kepala karena dagingnya sedikit dan bulu bebek di bagian itu sulit dibersihkan.

Namun, Soekadi memilih tetap menjual bagian kepala karena ia yakin akan banyak digemari pembeli. Nurdiyanto (33), salah seorang pembeli, mengatakan, bagian kepala lebih mengasyikkan karena bisa disesap tulang dan dagingnya. ”Sensasinya beda, rasanya lebih gurih, apalagi di bagian otak,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com