Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agrowisata Bunga Belum Berkembang

Kompas.com - 16/02/2012, 17:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai negara yang berada di khatulistiwa, Indonesia memiliki prospek besar untuk mengembangkan wisata bunga. Sayang, agrowisata bunga masih belum memiliki pola perjalanan.

”Kalau pola perjalanan belum. Karena kita, misalnya di Malang, itu jaraknya antara kebun bunga jauh-jauh, sulit sekali untuk dibuat jalur perjalanan. Agrowisata di Indonesia yang berkembang baru perkebunan besar seperti teh dan kopi,” kata Sekretaris Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Achyaruddin di Jakarta, Kamis (16/2/2012).

Namun, lanjutnya, produk-produk wisata bunga sebenarnya sudah ada. Seperti Tomohon yang terkenal sebagai kota bunga dan memiliki festival bunga.

”Coba lihat Belanda, taman-taman di Belanda memiliki tulip-tulip berbagai warna. Kita jangan mengandalkan bunga-bunga impor, tapi tanam bunga-bunga lokal,” katanya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Insan Cinta Bunga Nusantara (HICIBAN) Putra Astaman saat malam penanugerahan kepada penggiat bunga beberapa hari yang lalu, menyebutkan bahwa bunga memiliki nilai tambah dari sekedar bunga potong yang dijual.

”Seperti Taman Bunga Nusantara, di sana kita bisa lihat bunga macam-macam dan jual bunga juga. Keuntungannya saya tanya dari mana, dari menjual bunga atau tiket. Ternyata dari tiket bukan dari jual bunga. Jadi yang dijual keindahan, lebih ke obyek wisata,” jelasnya.

Putra mengungkapkan bunga kini memiliki nilai tambah sebagai bunga rangkai, bunga kering, bahkan agrowisata. Oleh karena itu, HICIBAN memberikan penghargaan pula kepada daerah-daerah yang memajukan agrowisata bunga maupun komoditas bunga.

”Yang mendapat award daerah-daerah yang menyelenggarakan festival atau memiliki pasar bunga. Seperti Tomohon, lalu ada Pagaralam. Jakarta juga dapat, karena memiliki Pasar Bunga Rawa Belong dan pernah buat festival flora di Lapangan Banteng,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu juga menyebutkan bunga bisa menjadi produk wisata yang menarik kunjungan wisatawan mancanegara, walau tidak secara langsung.

”Bunga bangkai ataupun anggrek yang khas Indonesia, bisa menjadi produk yang menarik wisatawan,” tuturnya.

Malam penganugerahan ”Awarding Night 2012, Say It With Flower” itu sendiri berlangsung di Gedung Sapta Pesona pada Selasa (14/2/2012) yang lalu. Penghargaan “The Pioneer Beauty Inspiring” diberikan kepada Ray Suhardhani Bustanil Arifin sebagai pelopor bunga nusantara dan dikenal sebagai penggagas Taman Bunga Nusantara yang terletak di Puncak, Jawa Barat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com