Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padapu, Surga Kecil di Teluk Tomini

Kompas.com - 20/03/2012, 22:00 WIB

KOMPAS.com - Sisa kerusuhan besar tahun 2000 sudah tak ada lagi di Poso, Sulawesi Tengah.  Namun kenangan pahit akan peristiwa diluar nalar itu tetap membekas dalam ingatan warga. "Warga sini sudah semakin rasional, tiada mudah dihasut. Sekarang kami terus berusaha membangun sekalipun bayangan kerusuhan itu masih teringat," tutur Nurdin (42), pengelola penginapan Julijus di Tagolu, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso.

Tagolu berjarak hanya tujuh kilometer dari kota Poso. Letaknya persis di pertigaan jalan poros Trans Sulawesi yang menuju Ampana dan Tentena.

Ke kota itu kami singgah semalam, Minggu (11/3/2012),  dalam perjalanan bersepeda dari Tentena menuju Ampana.

Dulu sebelum kerusuhan, Tagolu merupakan salah satu sentra pembuatan aneka suvenir berbahan kayu hitam khas Poso. Suvenir seperti jam dinding, asbak, hiasan dinding dibuat oleh perajin asal Jawa.

"Sepanjang pinggir jalan ini orang buka usaha pembuatan sekaligus penjualan suvenir dari kayu hitam. Saat kerusuhan, para perajin menghilang dan sekarang mereka pindah ke kota," tutur Nurdin sambil menunjuk sederetan kios kosong yang pintunya tertutup rapat di pinggir Jalan Raya Trans Sulawesi seberang penginapan.

Hingga kini kios-kios itu masih tetap kosong. Belum ada usaha baru yang mengisinya, tanda roda ekonomi setempat belum benar-benar pulih seperti sebelum kerusuhan.

Penginapan yang dikelola Nurdin baru buka setahun lalu.  Kamar-kamarnya mirip rumah kos dengan tarif Rp 75.000-Rp 125.000 per kamar.

Satu-satunya penginapan di Tagolu itu cukup layak jadi tempat singgah dalam perjalanan bersepeda di Sulawesi. Lahan parkir luas, kamar bersih, dan kita  leluasa untuk cuci-jemur pakaian.

Sesudah sarapan nasi kuning yang lezat di warung dekat pertigaan, kami melesat ke arah Tojo. Jalan langsung mendaki landai berkelok-kelok melipir punggungan. Di beberapa titik, jalanan amblas. Interval kendaraan bermotor lewat tiga sampai lima menit, ideal sekali bagi turing bersepeda.

Di desa Tongku, kami melintasi sabana yang menghijaukan perbukitan. Ternak sapi dan kambing dibiarkan berkeliaran merumput. Beberapa hewan berjalan bebas di jalanan yang sepi kendaraan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com