Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asyik, Wisata di Solo dengan Kereta Api Uap

Kompas.com - 26/03/2012, 17:38 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Wisatawan peminat kereta api uap Jaladara yang dioperasikan di Solo sebagai moda transportasi wisata kini terus meningkat. Untuk memenuhi permintaan moda transportasi wisata tersebut dari pihak pengelola juga menambah jadwal perjalanan kereta uap kuno ini.

Menurut Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Surakarta Sri Indarjo kepada wartawan di Solo, Senin (26/3/2012). Jumlah trip perjalanan kereta uap kuno tersebut yang relnya berada di Jalan Slamet Riyadi tahun 2011 hanya 60 kali. Tetapi tahun 2012 ditargetkan 80 kali perjalanan yang beragkat dari Stasiun Purwosari dan berakhir di Stasiun Kota

"Ini untuk merespons permintaan pasar. Sejak awal 2012 ini permintaan antara dua sampai lima kali dalam sepekan," kata Sri.

Ia menambahkan banyaknya permintaan naik kereta kuno ini seiring promosi paket wisata Kota Solo hasil kerjasama Dishubkominfo dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat. Pemkot juga mempromosikan moda transportasi wisata ini melalui forum pariwisata di dalam dan luar negeri.

Ia mengatakan, penyewa kereta api uap ini pada umumnya kalangan menengah ke atas, baik pengusaha yang berbisnis di Solo atau warga negara asing yang berwisata ke Indonesia. Untuk paket sekali perjalanan, Jaladara berkapasitas 70 penumpang ditawarkan Rp 3,2 juta.

Kereta uap ini melaju mulai Stasiun Kota Sangkrah hingga Stasiun Purwosari. Di sini, penumpang bebas menikmati pesona Kota Solo di sepanjang rute. Yakni wisata belanja dan wisata sejarah di sejumlah kawasan Stasiun Sangkrah-Stasiun Purwosari, antara lain Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Trade Center (BTC), Batik Danar Hadi, Museum Radya Pustaka, dan rumah dinas wali kota Loji Gandrung.

Menyinggung mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Sri menjamin tarif sewa Jaladara tetap sama. Sebab bahan bakar utamanya menggunakan kayu.

"Memang biaya operasional ada kenaikan. Namun itu menjadi tanggung jawab Pemkot," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Angkutan Orang Dishubkominfo Taufiq Muhammad mengatakan besaran sewa Jaladara cukup pantas mengingat tingginya ongkos operasional kereta uap.

"Uang sewa untuk membayar kayu bakar, masinis, kondektur, dan petugas. Semuanya ditanggung penyewa," katnya.

Ia meyakini besaran sewa Jaladara cukup terjangkau. Terbukti pesanan menaiki kereta uap kono tersebut terus mengalir. Sejak awal Januari sampai kemarin, Jaladara sudah dijalankan 16 kali dan pihaknya optimistis target 80 kali perjalanan pada tahun ini bisa tercapai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com