Berau, Kompas
Hal itu dikatakan Menteri
Bupati Berau Makmur mengaku akan fokus pada mangrove. ”Mangrove jangan sampai habis. Mudah-mudahan luasnya ditambah dan kerusakannya dikurangi,” ujar Makmur.
Masrani, Kasubbag Pengendalian Kerusakan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Berau mengatakan, 70 persen mangrove di sepanjang pesisir 17 pulau di Kecamatan Pulau Derawan masih terjaga keasriannya. Perubahan tutupan lahan, termasuk mangrove, karena dijadikan tambak, terutama tahun 2001-2009.
”Sejak tahun 2009 mulai muncul kesadaran warga untuk melestarikan mangrove, karena itu juga demi lestarinya lingkungan. Mangrove, kan, habitat ikan juga. Untuk memberdayakan masyarakat dan agar ada tempat pembibitan sekaligus pelatihan, maka dibangun Pusat Informasi Mangrove di Kampung Tanjung Batu ini,” kata Masrani. Terdapat 84 jenis mangrove di Derawan.
Bambang Supriyanto, Direktur Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung Kementerian Kehutanan, menyebut, mangrove di Pulau Derawan tak hanya akan menarik minat wisatawan, tetapi juga para peneliti. ”Mangrove Information Center di Tanjung Batu juga bisa dikembangkan untuk tempat pelatihan. Ini menarik, karena mangrove adalah habitat bagi bekantan,” kata Bambang.
”Ada sejumlah bekantan pernah saya lihat di sini. Jika areal mangrove diperluas, bekantan akan bertambah banyak,” ujar Lukman (39), warga Kampung Tanjung Batu.