Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santapan Tanpa Nasi dari Buton

Kompas.com - 20/05/2012, 08:58 WIB

KOMPAS.com - Masyarakat Buton, Sulawesi Tenggara, memiliki kebiasaan mengonsumsi olahan singkong, kacang merah, dan jagung sebagai makanan pokok. Pangan non-nasi ini bahkan tetap nikmat ketika disantap tanpa tambahan lauk dan sayur.

"Saya dari kecil tidak mengenal nasi. Makanan saya, ya, umbi-umbian dan jagung ini," kata Nasrawati Hari (58), dalam sebuah acara perkenalan kuliner Buton yang diselenggarakan komunitas Underground Secret Dining, Minggu (13/5/2012), di Jakarta.

Nasrawati adalah keturunan Sio Limbona, yaitu dewan tertinggi Kesultanan Buton yang berwenang mengangkat dan memberhentikan sultan. Beberapa hidangan yang dia masak pada pekan lalu adalah hidangan yang biasa disajikan di keluarga besarnya.

Ada tiga jenis masakan pengganti nasi yang disajikan. Dua di antaranya terbuat dari singkong, yaitu kasuami dan hugu-hugu, serta kapussu nassu yang berbahan utama jagung.

Kasuami dibuat dari parutan singkong yang telah diperas lalu difermentasi selama tiga hari. Ditambah kacang merah dan kelapa lalu dimasak dengan cara dikukus, kasuami bisa dikatakan mirip getuk, namun, berasa tawar dengan sedikit gurih.

Hugu-hugu juga dibuat dari singkong kukus yang ditambah parutan kelapa, mirip urap singkong. Namun, makanan yang satu ini memiliki keunikan karena singkongnya berwarna hitam. Warna ini didapat karena singkong yang telah dicincang kasar dijemur lebih dulu selama berhari-hari hingga berwarna hitam.

Kacang merah

Selain umbi, makanan pokok khas Buton juga banyak memakai kacang merah. Seperti pada kasuami, kapussu nassu juga diberi kacang merah untuk dicampurkan pada jagung. Dengan tambahan santan, makanan yang rupanya mirip bubur ini juga berasa gurih.

"Tanah di Buton tandus. Sulit untuk menanam padi. Maka yang ada adalah umbi-umbian dan palawija," kata Nasrawati, yang mendatangkan singkong, jagung, dan kacang merah dari Buton.

Kasuami, hugu-hugu, dan kapussu nassu terasa lebih nikmat ketika disantap dengan ikan, ayam, dan acar yang seluruhnya dimasak Nasrawati.

Ada empat jenis hidangan lauk yang dihidangkan, salah satunya adalah balado ikan teri yang disebut koholeo. Sebelum dicampur dengan gula merah, air asam, dan cabai, teri yang didatangkan dari perairan Buton ini diasap terlebih dulu.

Satu menu lain adalah ayam nasu wolio yang wujud dan rasanya mirip opor ayam. Bahan utama menu ini adalah ayam kampung yang dibakar terlebih dulu sebelum dimasak dengan santan, bawang merah, dan serai.

"Saya ingin makanan Buton bisa lebih dikenal banyak orang. Apalagi, kami punya makanan pokok yang bisa dijadikan alternatif pengganti nasi," kata Nasrawati.

Koordinator Aliansi Desa Sejahtera Tejo Wahyu Jatmiko, yang turut memberi andil dalam penyelenggaraan acara pekan lalu, mengatakan, terdapat 77 jenis sumber karbohidrat selain nasi. Sumber-sumber karbohidrat ini seharusnya bisa dioptimalkan sebagai pengganti nasi, alih-alih mengimpor beras.(Yulia Sapthiani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

    Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

    Travel Update
    Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

    Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

    Travel Update
    Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

    Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

    Hotel Story
    Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

    Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

    Travel Update
    5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

    5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

    Jalan Jalan
    Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

    Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

    Travel Update
    4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

    4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

    Jalan Jalan
    Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

    Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

    Travel Update
    5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

    5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

    Jalan Jalan
    Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

    Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

    Travel Update
    Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

    Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

    Jalan Jalan
    Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

    Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

    Travel Update
    Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

    Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

    Travel Tips
    Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

    Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

    Travel Update
    5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

    5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

    Travel Tips
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com