KOMPAS.com – Restoran China fine dining di Jakarta, identik dengan masakan khas daerah Kanton. Namun, Crystal Jade Teochew Restaurant yang berada di Pacific Place Mall Jakarta, menyajikan masakan khas Teochew yang berasal dari Chaozhou, sebuah kota di Provinsi Guangdong, China.
Karena letaknya berada di dekat laut, maka kuliner Teochew berfokus pada hidangan laut. Selain itu, Teochew sangat mengandalkan kesegaran bahan. Oleh sebab itu, ia tak terlalu bermain-main dengan bumbu. Sehingga rasa yang timbul adalah asli dari bahan tersebut.
Kuliner Teochew juga mengandalkan masakan vegetarian. Masakan Teochew pun terkenal sebagai makanan yang sehat dengan rasa yang lebih ringan dibanding mayoritas hidangan khas China lainnya.
Menu pembuka bisa dimulai dengan Lumpia Goreng Isi Sayuran ala Teochew dan Pangsit Kucai Goreng. Pangsit Kucai Goreng ini begitu menarik. Warnanya hijau menyala yang berasal dari kucai. Jadi memang menggunakan bahan alami untuk menghasilkan warna hijau.
Di dalamnya ada potongan ikan dan daging. Saat digigit, aroma daun ketumbar semerbak menambah nafsu makan. Sementara kulitnya begitu garing namun tebal. Bisa juga cicipi Tim Pangsit Scallop dengan Sayuran. Pangsit rebus berisi campuran keran dan sayuran.
Lalu lanjutkan dengan hidangan kombinasi daging angsa ala Teochew dan baso kepiting goreng. Bisa juga menikmati sup perut ikan dengan ayam cincang dan rumput laut. Sup ini merupakan kuliner autentik dari Teochew.
Berbeda dengan sup lainnya dari daratan China yang umumnya kaya rempah, sup ini begitu halus dengan rasa yang tidak terlalu kuat. Satu-satunya aroma yang menonjol lagi-lagi adalah daun ketumbar. Selintas ada rasa gurih, tetapi tetap lembut.
Selanjutnya, menu yang sudah mengalami pengaruh dari Singapura. Udang ala Singapura dengan wanton goreng menonjolkan saus yang manis dan pedas. Rasa khas saus kepiting Singapura. Sementara wanton sebagai pendamping merupakan pangsit autentik Teochew.
Udang segar yang empuk, rasanya semakin kuat saat dicocol di saus manis pedas. Manisnya tak tertalu legit, tetap menonjolkan kehalusan rasa khas Teochew. Begitu pula dengan rasa pedasnya. Ada rasa asam dari saus tomat yang digunakan. Pun dengan pangsit yang dicolek ke saus.
Jangan lewatkan kenikmatan angsio hot stone pot buntut sapi. Buntut sapi dimasak dengan arak China selama tiga jam. Hasilnya? Tentu saja tekstur daging yang begitu empuk dan mudah putus saat digigit.
Terakhir adalah nasi goreng dengan jahe dan sayur asin. Nasi sengaja dipesan di akhir rangkaian menu, sebab bagi orang Tionghoa, karbohidrat selazimnya ditaruh di palingg belakang sebelum hidangan penutup.
Sentuhan jahe memberikan aroma harus dan rasa hangat dari nasi goreng yang lagi-lagi memiliki rasa halus. Tak ada rempah yang menguatkan, pun rasa gurih yang terlalu kencang. Kelar dengan nasi, rangkaian ditutup dengan hidangan manis dan dingin.
Krim mangga pamelo dengan cincau menjadi akhir rangkaian. Menu ini disajikan dingin, sebuah penyajian yang tak lazim bagi hidangan penutup khas orang Tionghoa. Hidangan penutup biasanya disajikan panas.
Tetapi, Crystal Jade sengaja menyajikannya dalam keadaan dingin untuk menyesuaikan selera orang Indonesia. Paduan rasa legit dan lembut dari mangga berbentuk krim yang dimasak dengan susu, serta kesegaran buah jeruk bali dan cincau. Seakan sebuah klimaks penutup yang manis dari keseluruhan kesegaran kuliner khas Teochew.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.