Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Terbaik untuk Masuk ke Australia

Kompas.com - 28/06/2012, 02:29 WIB

Kebijakan terhadap pencari suaka kembali menjadi perdebatan politik hangat di Australia saat ini, menyusul tenggelamnya sebuah kapal minggu lalu di perairan Indonesia dan Australia yang memakan korban lebih dari 90 orang.

Tragedi pencari suaka ini kembali menimbulkan diskusi bagaimana mengurangi korban jiwa bagi mereka yang ingin masuk ke Australia. Mengapa ratusan orang di dalam kapal tersebut mau mempertaruhkan nyawa mereka? Mengapa dalam kurun enam bulan terakhir sudah hampir 5.000 pencari suaka tiba di Australia?

Sepintas tak tampak banyak alasan mengapa gelombang pengungsi meningkat pesat. Keadaan negara asal para pengungsi, seperti Irak, Afganistan, Iran, Pakistan, dan Sri Lanka, walau tidak baik juga tidak lebih buruk, misalnya daripada satu atau dua tahun lalu.

Lalu mengapa mereka menggunakan waktu sekarang untuk berlomba-lomba masuk ke Australia? Selain faktor cuaca, faktor utama terletak di ibu kota Australia, Canberra.

Sekarang ini praktis tak ada kebijakan apa pun yang membuat para pencari suaka menghentikan usaha mereka. Kebijakan Pemerintah Australia hanya menerima para pencari suaka yang datang dan memproses mereka secepat mungkin.

Mengapa tidak ada kebijakan yang bisa dijalankan? Karena pemerintahan Partai Buruh yang berkuasa tak memiliki cukup suara di parlemen guna mengegolkan rencana kebijakan mereka.

Partai Buruh sebenarnya pernah mengusulkan apa yang mereka sebut ”solusi Malaysia”. Dalam rencana tersebut, 800 pencari suaka yang baru tiba di Australia akan dikirim ke Malaysia guna diproses. Sebagai imbalannya, Malaysia akan mengirim 4.000 orang yang sudah dipastikan berstatus pengungsi sebagai syarat mendapat suaka.

Kebuntuan

Solusi Malaysia dianggap akan mengurangi gelombang pencari suaka karena mereka yang dikirim ke Malaysia kemudian akan masuk dalam antrean paling belakang. Saat ini sudah ada 100.000 pengungsi dalam daftar antrean suaka.

Namun, solusi Malaysia ini tidak mendapat dukungan karena Malaysia bukan penandatangan konvensi PBB mengenai pengungsi. Para aktivis pembela pengungsi juga mengkritik cara Malaysia menangani para pengungsi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com