Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisional Bertemu Kontemporer dalam Karnaval Batik

Kompas.com - 01/07/2012, 00:00 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

SOLO, KOMPAS.com -- Sebuah pementasan, yang sesuai dengan tema Solo Batik Carnival (SBC) 2012, yaitu Metamorfosa (dari kain polos hingga jadi kain batik), digelar di Stadion Sriwedari, Surakarta, Sabtu (30/6/2012). Di hadapan para penonton, ditampilkanlah semua peserta SBC 2012, yang diselenggarakan oleh pemerintah kota tersebut.   

Para peserta yang tampil, dari anak sampai dewasa, memertunjukan kemeriahan.  Mereka mengenakan busana yang menghadirkan keragaman corak batik tradisional, seperti  Parang dan Sekar Jagat, dalam warna kontemporer, seperti merah jambu dan ungu mencolok, dan desain kontemporer, yang bernuansa flora dan fauna.

"Sesuai tema, batik melalui empat tahap, mulai dari rangka, malam dan canting, pewarnaan, hingga menjadi batik yang sudah jadi. Solo Batik Carnival juga sudah melalui empat tahun, tahun kelima seperti kain batik yang sudah jadi. Jauh lebih kreatif dan inovatif dari sebuah warisan budaya Indonesia,” ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dalam  video yang ditayangkan usai pementasan di Stadion Sriwedari, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (30/6/2012).

Mari mengungkapkan permohonan maaf karena tidak bisa hadir dalam SBC 2012, walaupun ia selalu hadir dalam setiap penyelenggaraan SBC sebelumnya. Masih dalam video tersebut, Mari menuturkan bahwa batik telah berkembang menjadi berbagai bentuk kreatif hingga ke seni kontemporer dan diterjemahkan dalam sebuah festival yaitu Solo Batik Carnival.

"Solo Batik Carnival menjadi daya tarik Kota Solo dan Solo telah menjadi kota kreatif dan tempat industri kreatif seperti batik. Kota Solo bisa bangga dengan diselenggarakannya Solo Batik Carnival ini," tutur Mari.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Produk Ekspor dan Ekonomi Kreatif Kementerian Perdagangan, Dody Edward, mewakili Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, yang tidak bisa hadir, mengungkapkan bahwa batik merupakan penghidupan masyarakat Indonesia.

"Corak batik yang beragam menampilkan kekhasan masing-masing daerah dan menjadi simbol tiap daerah," ucapnya.

Ia berharap batik akan menjadi fashion dunia. Selain itu, katanya, Solo sebagai kota yang terkenal dengan batik hadir dengan beragam desain yang terus berkembang. Menurutnya, para desainer harus mampu mencipta kreasi baru dan bisa kreasi itu bisa diaplikasi ke berbagai produk bahkan sampai ke furnitur.

Sebelumnya, dalam kesempatan yang berbeda, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, mengutarakan bahwa salah satu pendekatan strategis untuk mempromosikan pariwisata adalah melalui pendekatan event budaya.

"Ada dua jenis, yaitu seni tradisional yang berbasis lokal dan seni kontemporer. Keduanya sangat penting. Seni kontemporer, misalnya Java Jazz, yang telah dikenal di seluruh dunia. Atau, seperti karnaval di Rio de Janeiro (Brazil). Itu, satu tahun sebelumnya, turis harus sudah booking hotel," ucapnya.

Usai pementasan di Stadion Sriwedari, para peserta SBC 2012 melakukan pawai di jalan ala karnaval malam hari. Rutenya, dari Stadion Sriwedari menuju Balai Kota, melewati Jalan Slamet Riyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com