Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Bahari Pulau Tikus Diminati Turis AS

Kompas.com - 30/07/2012, 12:53 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com - Sejumlah turis asal Amerika Serikat mengunjungi Pulau Tikus, Bengkulu, untuk menikmati pesona wisata bawah laut di perairan pulau itu. Pemandu salah satu biro wisata Kota Bengkulu, Reno, Senin (30/7/2012) mengatakan bahwa minat wisatawan domestik hingga turis asing untuk menikmati keindahan bawah laut sekitar Pulau Tikus terus berkembang.

"Kami membawa tujuh turis asal Amerika yang ingin menikmati pemandangan bawah laut Pulau Tikus di tengah kontroversi tentang pulau itu," katanya di Bengkulu.

Kontroversi tersebut yakni aktivitas muat batu bara dari kapal tongkang ke kapal berbobot puluhan ribu ton yang berlangsung di perairan sekitar pulau itu. Reno mengatakan Pulau Tikus sangat potensial untuk wisata bahari. Selain kegiatan menyelam, snorkeling, dan berselancar, wisata memancing ikan juga sangat potensial.

Namun, abrasi pantai barat juga mengancam pulau tersebut sebab luas daratannya terus menyusut dari 2 hektare menjadi 0,85 hektare. "Padahal posisinya sangat strategis, hanya sekitar 10 mil laut dari pantai Kota Bengkulu, dapat ditempuh dalam waktu 40 menit," katanya.

Salah seorang turis, Rebeca mengatakan Pulau Tikus menjadi tempat yang tepat untuk menikmati wisata bawah laut. "Terumbu karang memang sedikit kurang sehat, tapi masih banyak ikan hias dan ikan karang yang cantik," katanya.

Penjaga mercusuar atau sarana bantu navigasi Pulau Tikus, Kusnadi mengatakan laju abrasi yang tinggi semakin mengkhawatirkan sebab pulau itu terus menyusut. "Data di Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, luas daratan pulau ini 2 hektare, tapi saat ini tinggal 0,85 hektare," katanya.

Pengamatan di pulau yang menjadi tempat persinggahan dan tempat berteduh para nelayan saat badai itu, abrasi sudah menumbangkan puluhan pohon kelapa dan ketaping.

Kusnadi mengatakan sejumlah bangunan di sisi timur pulau juga telah ambruk akibat abrasi laut. "Dulunya ada lima bangunan penjaga mercusuar, tapi sekarang tinggal dua," tambahnya.

Mercusuar juga sudah lebih dari dua kali berpindah tempat akibat abrasi laut itu. Usulan pembangunan pemecah gelombang kata dia sudah pernah dilakukan namun alokasi dana yang tersedia diarahkan untuk memindahkan mercusuar karena lebih mendesak. "Kami harapkan pemerintah daerah bisa memberikan perhatian terhadap pulau ini karena posisinya sangat strategis," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com