Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Promosi Pariwisata Sulsel di Singapura Tak Efektif

Kompas.com - 02/08/2012, 16:46 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Koordinator Regional DPP ASITA Nico B Pasaka mengungkapkan bahwa promosi pariwisata Sulawesi Selatan di Singapura dengan cara "membranding" taksi lokal menjadi bahan tertawaan warga Singapura dan wisatawan mancanegara.

"Sebab, alat promosinya tepat, tetapi bahan promosinya dinilai salah sehingga tidak membuahkan hasil efektif sebagai sarana promosi pariwisata," kata Nico Pasaka di Makassar, Kamis (2/8/2012).

Nico beralasan, hal itu terjadi karena promosi pariwisata Pemprov Sulsel dengan cara membranding 100 unit taksi di Singapura dilakukan dengan penonjolan wajah Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dengan tulisan "Visit South Sulawesi 2012".

"Hampir tidak ada yang mengenal wajah Gubernur Sulsel di Singapura, kecuali dokter dan paramedis yang pernah merawat Gubernur Syahrul Yasin Limpo di salah satu rumah sakit di Singapura," ujarnya.

Berbeda kalau Singapura adalah daerah pemilihan (Dapil) Gubernur Syahrul Yasin Limpo, maka itu sangat tepat untuk menjadi program promosi, pencitraan dan sosialisasi agar semakin populer untuk tujuan politik.

Nico Pasaka memaparkan, mempromosikan pariwisata Sulsel dengan membranding taksi itu sudah tepat, namun bahan promosinya dengan fokus wajah gubernur, itu yang tidak tepat. "Harusnya wajah putri pariwisata, obyek wisata yang menjadi destinasi seperti rumah adat Toraja Tongkonan, perahu tradisional Phinisi, Kuburan Batu dan lainnya menjadi fokus penonjolan gambar branding tersebut," katanya.

Kalau wajah gubernur, lanjut Nico, paling tepat balihonya dipasang di bandara Singapura, Jakarta dan Makassar dengan kalimat "Welcome to South Sulawesi" dan fokus gambarnya adalah Gubernur Sulsel.

Promosi yang dilakukan Pemprov Sulsel dengan membranding taksi terbukti tidak efektif sebab tidak mampu mendongkrak arus kunjungan wisatawan Singapura dan Asia yang mengunjungi Singapura dan melanjutkan perjalanan ke Sulsel.

Terbukti tingkat isian tempat duduk (load factor) penerbangan Garuda Singapura-Makassar sesuai laporan Wakil Direktur Region Indonesia Timur Garuda Indonesia, Rosyinah pekan lalu kepada Gubernur Syahrul Yasin Limpo hanya 30 persen, sedangkan Makassar-Singapura 50-60 persen.

Garuda akan menambah rute baru penerbangan domestik di KTI agar tingkat isian Makassar-Singapura meningkat, namun menurut Nico Pasaka, cara itu kurang ideal.

Nico berpendapat seharusnya Pemprov Sulsel, Garuda dan industri pariwisata bersatu melakukan promosi pariwisata yang benar dan dengan tujuan yang benar agar bermanfaat maksimal bagi perkembangan sektor pariwisata Sulsel.

"Bila promosi dirancang untuk keuntungan pihak tertentu, maka jangan harap sektor pariwisata Sulsel mampu berkembang maksimal, sekalipun potensi obyek wisatanya menarik," ujarnya.

Kepada Gubernur Sulsel dan Kepala Dinas Pariwisata Sulsel, pihaknya mengimbau saatnya sekarang menggunakan pakar atau tokoh pariwisata untuk kegiatan promosi yang didahului riset pasar, agar hasilnya efektif. "Kecuali bila ada maksud lain hanya untuk memanfaatkan dana APBD yang besar dengan hasil yang tidak jelas," ujar Nico Pasaka yang juga Ketua MTB (Makassar Tourism Board) itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com