Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Wisatawan China Menyukai Pantai Bali

Kompas.com - 27/08/2012, 16:20 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Bagus Kade Subhiksu mengatakan, obyek wisata pantai menjadi daya pikat wisatawan China mengunjungi Pulau Dewata. "Itulah sebabnya, obyek wisata Tanah Lot, Kuta, Uluwatu, dan beberapa obyek wisata laut serta pantai lainnya di Bali dipenuhi oleh wisatawan asal China," katanya di Denpasar, Minggu (26/8/2012).

Bahkan saat ini wisatawan China menduduki peringkat kedua terbesar setelah Australia. Menjadi cukup beralasan wisatawan China senang wisata pantai karena sebagian besar yang datang berasal dari daerah pegunungan di China. Sampai saat ini, tren kunjungan wisatawan China naik sekitar 15-24 persen.

Dalam waktu dekat ini, lanjut dia, bahkan ada 39 Kepala Dinas Pariwisata dari beberapa provinsi di China akan berkunjung ke Bali. "Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan asal China disebabkan antara Bali dan China secara historis memiliki kedekatan emosional, selain itu transportasi dan aksesnya juga makin mudah," ujarnya.

Subhiksu membantah jika membanjirnya wisatawan China ke Bali karena China identik dengan wisatawan miskin dan Bali dijual terlalu murah. "Itu semua tergantung permintaan dan penawaran. Buktinya, lama tinggal dan banyaknya uang yang dibelanjakan wisatawan asal China selama ini masih sangat kompetitif dibandingkan wisatawan asal negara lainnya," katanya.

Lama tinggal wisatawan asal China rata-rata empat sampai lima hari. Sedangkan jumlah yang dibelanjakan selama tinggal di Bali antara 100 sampai 110 dollar AS.

Di sisi lain, tambah Subhiksu, sampai semester pertama tahun ini, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali mencapai sekitar 1,4 juta yang didominasi wisatawan Australia dan China. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com