Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandeq Race Sepi Turis

Kompas.com - 04/09/2012, 06:17 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

MAJENE, KOMPAS.com - Sorak-sorai pengunjung memenuhi tepian Pantai Tanjung Batu, Majene, Sulawesi Barat. Lomba balap maraton sandeq atau biasa dikenal dengan sebutan Sandeq Race telah dimulai. Sandeq merupakan perahu layar tradisional dari kayu khas Mandar, suku asli Sulawesi Barat.

Balapan sandeq sudah ada sejak lama dan biasa diperlombakan saat perayaan 17 Agustus. Sejak tahun 1995, balap sandeq dibuat maraton. Bahkan, sampai tahun lalu, etape yang diperlombakan dimulai dari Mamuju sampai ke Losari, Makassar.

Hanya saja, ada yang berbeda dengan lomba tahun ini. Saat etape Majene dilaksanakan, Senin (3/9/2012), di antara kerumuman penonton, hanya sedikit wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Mayoritas penonton adalah warga setempat.

"Tahun lalu ada turis asingnya. Tahun ini sepertinya tidak ada. Kalau tahun-tahun sebelumnya juga ada turis asing," tutur Aksad, salah satu peserta Sandeq Race dari Majene, kepada Kompas.com, Senin (9/3/2012).

Ia mengungkapkan Sandeq Race selama beberapa tahun belakangan memang dikelola oleh pihak asing dari Jerman. Namun, sejak tahun ini, Sandeq Race dikelola oleh Pemerintah Provinsi.

Salah satu perahu yang dikelola Aksad merupakan perahu yang dikirim ke Perancis untuk mewakili Asia dalam lomba perahu tradisional pada Juli 2012. Ia berserta tim terjun langsung mengemudikan sandeq tersebut dan mendapat animo besar dari orang-orang yang hadir pada saat itu.

"Sampai sekarang, perahu itu masih ada di Perancis," katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Nuradhy, penduduk setempat yang setiap tahun setia menonton Sandeq Race sejak 10 tahun lalu. Ia menuturkan tahun lalu, ia sempat bertemu rombongan turis asing yang datang khusus untuk melihat Sandeq Race.

"Sekarang, dari tadi saya lihat tidak ada turis asing," katanya.

Menurut Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Majene, Qadir Tahir, Majene memiliki banyak potensi obyek wisata, di antaranya Sandeq Race yang sudah mendunia. Sandeq sendiri, lanjutnya, sudah terekspos ke luar negeri, tetapi saat pelaksanaan Sandeq Race di Pantai Majene tersebut, tidak ada wisatawan asing yang datang.

"Kami ingin Majene dikunjungi banyak turis. Apalagi melalui Sandeq Race, bisa didatangi banyak turis mancanegara. Padahal sandeq sudah dibawa sampai ke Perancis untuk mewakili Asia dalam lomba perahu tradisional," jelasnya.

Ia mengharapkan turis asing di Makassar, Sulawesi Selatan, yang datang dari Bali bisa mengunjungi Majene melalui bantuan para biro perjalanan wisata. Menurutnya, selama ini perjalanan wisata turis asing dari Bali ke Makassar lalu ke daerah Tator. Sampai di Tator, lanjutnya, turis langsung kembali ke Bali.

"Turis mancanegara dan turis lokal tidak ada masuk ke Majene. Perjalanan wisata jangan sampai di Tator, tetapi menyeberang ke Majene dalam waktu tertentu terutama saat Sandeq Race," ungkapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com