Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Warisan Unik Keraton di Madura

Kompas.com - 13/09/2012, 14:50 WIB

KOMPAS.com - Berkunjung ke Madura, Jawa Timur belum lengkap rasanya apabila Anda tidak menyambangi Museum Keraton Sumenep. Lokasinya terletak di tengah kota, di Jalan Dr Sutomo, Sumenep, tepatnya di belakang Keraton Sumenep. Museum ini menyimpan beragam peninggalan bersejarah dari Keraton Sumenep dimana sebagian besar merupakan peninggalan bangsawan Sumenep.

Di museum ini Anda dapat melihat beragam koleksi menarik mulai dari kereta keraton buatan abad ke-18, keramik dari Dinasti Ming, naskah kuno, peralatan pertanian dan nelayan kuno, prasasti, arca, hingga koleksi ragam senjata seperti keris, tombak, pedang, meriam, ada juga alat rumah tangga kerajaan, serta peralatan pribadi anggota kerajaan.

Keraton Sumenep dibangun pada masa pemerintahan Panembahan Sumolo I tahun 1762. Arsiteknya adalah Liaw Piau Ngo dari China yang memadukan gaya arsitektur Islam, Eropa, China, dan Jawa. Bangunannya terdiri dari bangunan induk keraton, taman sare, dan ladang museum. Di setiap ruangan terpajang berbagai benda yang menjadi saksi kekuasaan dan keberadaan Museum Keraton. Di museum ini Anda juga tersisa pemandian putri Keraton Sumenep. Akan tetapi, sayang kurang terawat dan dihuni ikan-ikan kecil.

Bagian pertama museum ini yaitu yang terdapat di luar keraton merupakan tempat menyimpan kereta kencana Kerajaan Sumenep dan kereta kuda pemberian Ratu Inggris. Kereta kerajaan tersebut sampai sekarang masih dipergunakan saat upacara peringatan hari jadi kota Sumenep.

Bagian kedua museum terdapat di dalam Keraton Sumenep. Dalam ruangan ini tersimpan alat-alat untuk upacara mitoni atau upacara tujuh bulan kehamilan keluarga raja. Ada juga senjata-senjata kuno berupa keris, clurit, pistol pedang, bahkan samurai dan baju besi. Beragam guci dan keramik dari Tiongkok menghiasi etalase museum seakan ingin menjelaskan eratnya jalinan hubungan antara kerajaan Sumenep dan kerajaan China.

Ada pula arca, baju kebesaran sultan dan putri Sumenep, serta kamar tidur raja Sumenep yang tidak boleh dimasuki oleh pengunjung. Tersimpan pula fosil ikan paus yang terdampar di Pantai Sumenep tahun 1977. Di museum ini Anda juga dapat juga melihat Alquran yang ditulis oleh Sultan Abdurrachman.

Cobalah Anda cari koleksi unik museum ini yaitu berupa piring ajaib yang dikenal dengan nama magic rower. Piring nasi tersebut diyakini memiliki kekuatan magis dimana nasi yang dihidangkan di atasnya tidak basi meskipun sudah satu minggu. Piring ini merupakan tempat nasi berbentuk oval dengan gambar Raja Sampang Condronegoro (1830) hadiah bagi Raja Sumenep ke-32, Sultan Abdurrahman Pakunataningrat (1811-1854).

Bagian ketiga berada di dalam keraton yang disebut Museum Bindara Saod karena dahulu merupakan tempat Bindara Saod menyepi (Rumah penyepian Bindara Saod). Ruangan ini terdiri lima bagian yaitu teras rumah, kamar depan bagian timur, kamar depan bagian barat, kamar belakang bagian timur dan bagian barat. Baik Museum, Museum Kantor Koneng dan Museum Bindara Saod, ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Keraton Sumenep sendiri dikenal dengan sebutan Potre Koneng (Putri Kuning). Julukan ini diberikan karena dahulu pernah hidup seorang permaisuri yaitu Ratu Ayu Tirto Negoro. Putri ini berasal dari China dan terkenal memiliki kulit kuning bersih. Untuk menghormati sang permaisuri maka atap Keraton Sumenep diberi warna kuning cerah.

Di dalam keraton terdapat Pendopo Agung, Kantor Koneng, dan bekas Keraton Raden Ayu Tirto Negoro yang saat ini dijadikan tempat penyimpanan benda-benda kuno. Pendopo Agung sampai saat ini masih dipakai sebagai tempat diadakannya acara-acara kabupaten seperti penyambutan tamu, serah terima jabatan pemerintahan, dan acara kenegaraan lainnya. Sedangkan Kantor Koneng atau kantor raja adalah ruang kerja Sultan Abdurrachman Pakunataningrat I selama masa pemerintahannya tahun 1811 sampai 1844 Masehi.

Sumenep sendiri kini menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Sumenep memiliki wilayah yang terdiri dari 126 pulau meliputi 27 kecamatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com