Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Timah Makin Diminati Wisatawan

Kompas.com - 20/09/2012, 16:24 WIB

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Museum Timah di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kian diminati wisatawan, terbukti dengan jumlah pengunjung pada Agustus 2012 sebanyak 433 orang.

"Dari jumlah tersebut, kebanyakan wisatawan lokal adalah rombongan pelajar, sementara wisatawan dari luar daerah adalah yang memang tergabung dalam ’tour agency’ yang menyertakan Museum Timah sebagai tujuan wisatanya," kata Petugas Pengelola Museum Timah, M. Taufik, di Pangkalpinang, Kamis (20/9/2012).

Taufik menjelaskan, Museum Timah menjadi semakin diminati karena bulan-bulan sebelumnya, rata-rata jumlah pengunjung museum hanya berkisar antara 300-an orang, sedangkan bulan Agustus sebanyak 433 pengunjung.

Salah seorang pengunjung dari Jawa Barat, Engkus Kusnandar mengaku puas berkunjung ke museum tersebut karena mendapatkan pelajaran mengenai sejarah penambangan timah di Indonesia.

"Museum Timah merupakan satu-satunya di Asia, saya banyak belajar mengenai teknologi pertambangan dan sejarahnya," kata salah satu pengunjung museum itu.

Museum Timah didirikan di bekas rumah dinas di Jalan Ahmad Yani no 179 Pangkalpinang. Rumah tersebut memiliki nilai sejarah tinggi bagi Republik Indonesia, di mana PBB dan Soekarno, selaku Presiden RI waktu itu pernah melakukan perundingan Komisi Tiga Negara (KTN) yang menghasilkan penyerahan kedaulatan RI pada Desember 1949.

Museum Timah Indonesia, didirikan pada tahun 1958, dengan tujuan mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung dan memperkenalkannya pada masyarakat luas.

Museum Timah baru diresmikan pada 2 Agustus 1997. Museum Timah menawarkan pengetahuan mengenai sejarah pertimahan di Bangka Belitung, perkembangan teknologi pertambangan sejak zaman Belanda hingga masa kini pada masyarakat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com