Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Krisis Tenaga Ahli

Kompas.com - 21/09/2012, 23:57 WIB
Andy Riza Hidayat

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com — Di tengah maraknya pertumbuhan industri game, Indonesia mengalami krisis tenaga ahli. Para produsen kerap kewalahan melayani permintaan klien dari dalam dan luar negeri.

Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri game. Berangkat dari persoalan ini, Pemerintah Indonesia tengah menjalin kerja sama untuk melatih tenaga ahli di bidang industri game.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dan rombongan menghadiri serangkaian pertemuan dengan pihak swasta dan Pemerintah Jepang. Agenda penting dalam rentetan pertemuan itu adalah mengejar kekurangan tenaga ahli dalam bidang industri game.

"Kami sudah bertemu dengan pihak Sony Music Intertainment, Konami, dan Ministry of Economic, Trade, and Industry Jepang untuk memfasilitasi para pemangku kepentingan yang terlibat di sektor ini. Target jangka pendek, kami dapat mengirim pelajar Indonesia mendalami keahlian dalam bidang industri game," tutur Mari Elka Pangestu kepada wartawan Kompas Andy Riza Hidayat yang melaporkan dari Tokyo, Jumat (21/9/2012).

Mari juga menemui pejabat Kementerian Pendidikan dan Teknologi Jepang untuk membicarakan kerja sama serupa. Pada saat yang bersamaan, Indonesia mengambil bagian dalam Tokyo Game Show 2012 yang berlangsung pada 20-23 September di Tokyo, Jepang.

Acara ini menjadi ajang pameran produk dan inovasi terbaru bidang industri game. Beberapa perusahaan game yang mengambil bagian antara lain Sony PlayStation, Nintendo, Sega, Namco Bandai, dan Capcom Co Ltd. Adapun Indonesia diwakili oleh produsen game PT Mythic Perspektif Indonesia dan Agate.

Meski krisis tenaga ahli, ada hal yang membanggakan dalam acara ini. Shieny Aprilia Chief Operating Officer (CEO) Agate menjadi satu-satunya pembicara dari Asia Tenggara di ajang itu.

CEO PT Mythic Perspektif Indonesia Wong Lok Dien, produsen game Altermyth, mengatakan, krisis tenaga ahli menyulitkan pengembangan industri game. "Pertumbuhan perusahaan game di Indonesia terus meningkat. Potensi keuntungan untuk dua perusahaan saja mencapai 1 juta dollar Amerika Serikat per tahun," kata Wong Lok Dien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com