Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/11/2012, 12:39 WIB

KOMPAS.com - Membangun dan mengelola bisnis restoran membutuhkan perhatian penuh dari pemiliknya. Kecintaan terhadap pekerjaan menjadi pendorongnya. Kalau Anda berminat atau berencana membangun bisnis restoran, pastikan Anda memiliki passion dan mau terlibat langsung di dalamnya. Di samping itu, agar sukses berbisnis restoran, miliki juga strategi tepat dalam menjalankan usaha kuliner.

Kesuksesan Pitaya Phanphensophon, CEO Grup COCA (perusahaan kuliner asal Bangkok, Thailand), dalam mengembangkan restoran yang menyediakan hidangan Thailand modern, Mango Tree Bistro, di 60 negara, dapat menjadi salah satu inspirasinya.

Pitaya mewarisi bisnis restoran keluarga yang terlah berdiri sejak 55 tahun silam. Pria yang suka memasak namun tak ingin disebut sebagai Chef ini merupakan generasi kedua restoran Mango Tree Bistro. Pitaya sendiri telah mengelola restoran sejak 23 tahun silam.

Rahasia sukses Pitaya adalah fokus membuat pelanggan happy sejak pertama kali datang ke restoran, saat menikmati suasana dan hidangan di dalamnya, hingga mereka pulang dengan hati senang.

"Anggap saja seperti mengundang teman makan di rumah, apa yang Anda harapkan dan akan dilakukan saat mengundang teman? Anda tentu ingin membuat mereka senang. Begitupun dengan restoran, buat pelanggan senang, mulai sejak mereka masuk restoran," jelas Pitaya di sela pembukaan Mango Tree Bistro di Epicentrum Walk Kuningan, Jakarta, Jumat (3/11/2012).

Membuat pelanggan datang dan pulang dengan hati senang menjadi perhatian utama Pitaya dalam menjalankan bisnis restorannya. Untuk memastikan pelanggan puas dan senang, ia mengaku harus tegas membuat dan menjalankan aturan.

Bapak empat anak yang mengaku mendapatkan pleasure dari memasak ini juga melatih dan mengontrol staf-stafnya dengan tegas, demi memastikan pelanggan senang.

"Pelanggan yang tidak happy tidak bisa ditoleransi. Kalau staf saya tidak bisa membuat pelanggan happy, lebih baik cari pekerjaan lain. Harus ada peraturan dan batas yang jelas, yang tidak bisa dilanggar, agar staf bisa memahami tugas dan pekerjaannya," jelasnya tegas.

Pitaya menegaskan pentingnya aturan main dalam mengelola sumber daya manusia dalam bisnis restoran. Ia memahami, setiap karyawannya akan datang ke kantor dengan masalah personal masing-masing. Namun baginya, begitu mulai bekerja, semua staf di restoran harus mampu membuat pelanggan senang, dengan pelayanan dan hidangan yang disajikan. Menurutnya, aturan yang jelas dalam bisnis restoran inilah yang menjadi kunci suksesnya mengelola karyawan dan mendapatkan pelanggan yang happy.

Selain manajemen yang baik, bisnis restoran bergantung pada kualitas makanan dan minuman. Bagi Pitaya, penting untuk menghidangkan makanan dan minuman dengan tujuan.

"Apa pun yang disiapkan harus ada alasan di baliknya. Mengapa Anda menyajikan makanan tersebut, apa yang ingin disampikan oleh chef melalui masakannya. Saya punya tim untuk mengembangkan restoran, namun saya juga menganalisa setiap makanan yang disajikan," jelas Pitaya.

Menurutnya, untuk menjalankan bisnis restoran atau bistro dengan minimal 50 staf, si pemilik bukan hanya perlu terlibat langsung namun mau bekerja kerasa dengan penuh kecintaan terhadap profesi.

"Saya bekerja 10 jam per hari. Setiap bangun tidur, sebelum mulai bekerja saya olahraga, untuk menjaga fisik dan agar tidak gemuk. Pekerjaan di bisnis restoran sangat banyak dan kita harus mencintai pekerjaan itu," tuturnya.  

Pitaya mengelola bisnis restoran melanjutkan usaha keluarga sepeninggal ayahnya, 30 tahun silam. Ia pun menerima tanggung jawab penuh yang diberikan kepadanya sepenuh hati. Pasalnya, pria yang menggemari fotografi ini telah akrab dengan bisnis restoran karena telah menjadi bagian darinya sejak belia.

"Saya memiliki restoran ini karena tradisi dalam keluarga China yang mewarisi bisnis kepada anaknya. Waktu kecil, saya bangun pagi untuk berangkat ke sekolah dan bapak saya pergi ke pasar. Saya tinggal di restoran," ungkap pria 54 tahun yang berlatar belakang pendidikan ekonomi, lulusan sebuah universitas di Kanada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com