Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surga Buatan di Pantai Pemuteran

Kompas.com - 05/11/2012, 20:04 WIB
Sandro Gatra

Penulis

SETELAH 12 tahun berlalu, sebagian dasar pantai di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten  Buleleng, Bali kini menjadi "surga" buatan. Terumbu karang hasil transplantasi dengan metode Biorock telah menghiasi dunia bawah pantai Pemuteran.

Dahulu, berdasarkan cerita warga, selain karena pemanasan global, kondisi di dalam pantai di Desa Pemuteran rusak akibat ulah warga yang mencari ikan dengan jalan pintas, yakni dengan membom. Lama kelamaan ekosistem rusak. Akibatnya, ikan sulit didapat.

Komang Astika, Manager Biorock Yayasan Karang Lestari menjelaskan, Biorock pertama kali dibawa ke Pemuteran oleh dua orang (almarhum), yakni Prof Wolf Hilbertz (Jerman) dan Dr Thomas Goreau (Amerika Serikat) tahun 2000. Kedua peneliti itu yang menemukan Biorock lalu dipatenkan.

Biorock dibentuk dari struktur besi. Struktur lalu ditempelkan potongan-potongan terumbu karang kecil. Kunci dari Biorock, yakni dialirkannya listrik dengan tegangan 12 volt. Ada empat sumber listrik yang dipakai, yakni dari PLN, pembangkit tenaga matahari, angin, dan gelombang air laut.

Aliran listrik masuk terlebih dulu ke power supply sebelum dialirkan ke struktur. Mekanisme kimiawi terjadi ketika aliran listrik menimbulkan reaksi electrolytic yang membentuk mineral alami pada air laut, seperti calcium carbonat dan magnesium hidroxyde.

"Biasanya pertumbuhan karang keras alami satu sentimeter per tahun. Dengan Biorock bisa enam kali lebih cepat sehingga bisa sampai enam sentimeter per tahun. Pertumbuhan karang lunak lebih cepat lagi," ucap Komang.

Awalnya, cerita Komang, Hilbertz dan Goreau menanam tiga struktur besar di Pemuteran. Langkah itu ditolak nelayan lantaran belum jelas hasilnya. Apalagi, penanaman struktur itu mengganggu kerja nelayan lantaran dilarang mencari ikan di sekitar area Biorock. "Nelayan pikir laut punya dia," kata Komang.

Agar warga dan berbagai pihak terkait memahami keunggulan dan dampak Biorock, Hilbertz dan Goreau lalu menggelar berbagai workshop. Satu tahun berlalu, cerita Komang, Biorock mulai kelihatan hasilnya. Karang keras maupun lunak tumbuh di struktur. Berbagai jenis ikan dan hewan laut ikut nimbrung.

Melihat hasil itu, tambah Komang, masyarakat antusias. Warga dan pengusaha setempat lalu mencari dana untuk membuat Biorock yang lebih besar. Yayasan Karang Lestari kemudian menerima bantuan donatur, baik dari individu, komunitas, maupun perusahaan. Terakhir, PT Bank ANZ Indonesia menanam empat struktur berbentuk huruf A, N, Z, dan logo perusahaan. Masing-masing berukuran sekitar 2 x 2 meter dan tinggi sekitar 75 cm.

Kini, di area seluas dua hektar sudah tertanam 70-an struktur beragam bentuk seperti kepiting, lumba-lumba dan jenis ikan lainnya. Adapula struktur berukuran kecil berbentuk nama-nama donatur. Tak hanya struktur yang dibuat. Barang-barang bekas berbahan besi ikut disumbangkan. Contohnya, ada beberapa sepeda yang dilas diatas pagar bekas.

Yang menarik, ditaruh juga beberapa patung seperti patung Dewa Ruci dan wajah Wolf Hilbertz. Tentunya, patung itu dikelilingi rangkaian besi untuk tempat karang tumbuh.

Berapa biaya untuk menjadi donatur? Bagi yang ingin menanam struktur berukuran sekitar 2 x 2 meter dibutukan dana Rp 5 juta. Biaya itu sudah termasuk perawatan selama dua tahun. Bagi yang ingin namanya menjadi struktur Biorock dikenakan biaya Rp 350.000. Donatur akan dikirimkan foto perkembangan pertumbuhan terumbu.

Nikmati Biorock

Untuk menikmati "surga" buatan itu, Anda bisa menyelam. Di Pemuteran, terdapat beberapa dive center yang menyewakan peralatan menyelam. Bagi yang belum mempunyai sertifikat menyelam jangan khawatir, ada paket discover diving untuk belajar menyelam kilat di kolam. Setelah itu, Anda akan dibawa mengelilingi area Biorock yang kedalamannya hanya 5-7 meter.

Bagi yang tak mau menyelam tak masalah. Anda bisa melihat karang maupun ikan-ikan dengan snorkeling. Tak perlu naik perahu lantaran jarak area Biorock hanya sekitar 10 meter dari bibir pantai.

Tak hanya ekosistem terselamatkan. Biorock juga ikut menggerakkan perekonomian di Pemuteran. Semakin hari semakin banyak turis dari berbagai negara datang untuk melihat langsung Biorock yang disebut terbesar di dunia itu. Anda juga ingin melihat Biorock dari dekat? Silahkan datang ke Pemuteran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com