Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momentum Perbaikan Swasembada Daging Sapi

Kompas.com - 03/12/2012, 01:56 WIB

BUSTANUL ARIFIN

Diskusi publik dan silang pendapat soal ekonomi daging sapi belum menemukan titik terang. Posisi setiap pemangku kepentingan daging sapi, termasuk pemerintah, masih sulit bergeser alias tidak mau mengalah.

Peternak skala kecil dan besar cenderung hati-hati memotong ternak mereka karena khawatir terhadap lonjakan harga sapi bakalan yang sulit diprediksi. Pedagang dan importir sapi juga tidak begitu saja melepas stok sapi. Mereka menolak tuduhan telah mempermainkan pasar sapi dalam negeri.

Kelompok industri pengolah daging sapi dan produk turunannya sampai harus protes menuntut penurunan harga daging. Itu karena tumpuan bisnis intinya menghasilkan pangan olahan berprotein tinggi.

Pemerintah terus sibuk membahas dan mengutak-atik kuota impor sapi, seakan terjebak dalam pencarian solusi jangka pendek. Terkesan mereka melupakan langkah utama dalam pelaksanaan pencapaian target swasembada daging sapi itu sendiri.

Konsumen akhir di tingkat rumah tangga tidak bersuara lantang. Hal itu disebabkan cukup tersedia alternatif pemenuhan protein dari daging sapi, utamanya dari daging ayam, ikan, dan protein nabati. Konsumen rumah tangga ini tidak terlalu risau atas tingkat konsumsi daging sapi rata-rata di Indonesia yang di bawah 2 kilogram per kapita, paling rendah untuk Asia Tenggara sekalipun.

Dengan posisi yang saling bertahan seperti itu, cukup sulit diperoleh solusi kebijakan yang berwibawa dan mampu berkontribusi pada kepentingan nasional. Jika semua pihak berbesar hati mencari titik temu dan mengubah posisi menjadi lose-lose, berkorban sedikit demi tujuan yang lebih besar dan strategis, tujuan strategis pencapaian swasembada daging sapi masih dapat tercapai. Kini saat paling tepat untuk berusaha keras memanfaatkan momentum ”buka-bukaan” ini dalam upaya memperbaiki langkah nyata di lapangan, yakni mencapai swasembada daging.

Saat kebijakan swasembada daging dicanangkan akhir tahun 2009, target produksi daging sapi lokal ditetapkan 420.000 ton pada akhir 2014. Angka ini dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk 1,2 persen per tahun. Dengan basis konsumsi daging sapi 2 kilogram per kapita dan sekitar 200 kilogram daging per sapi yang dapat dikonsumsi, Indonesia butuh 350.000-400.000 sapi per tahun.

Berdasarkan hasil sensus penduduk, laju pertumbuhan penduduk 1,5 persen per tahun sehingga kebutuhan daging sapi akan lebih dari 500.000 ton pada akhir 2014. Pemerintah membuat perencanaan pengurangan kuota impor sapi secara bertahap, bahkan drastis, sehingga sering menuai protes, terutama dari importir sapi. Awalnya, tahun ini, kuota impor diturunkan menjadi 34.000 ton dari 100.000 ton kuota impor tahun 2011.

Saat Ramadhan dan Idul Fitri 2012, angka kuota impor itu hampir habis. Harga daging sapi pun naik di atas 20 persen. Berbagai upaya dilakukan para pemangku kepentingan. Ditambah kisruh daging sapi sejak Idul Adha 2012, kenaikan harga di atas 30 persen. Pemerintah lantas menyetujui tambahan kuota impor daging sapi sampai 85.000 ton. Indonesia mengandalkan impor sapi dari Australia dan Selandia Baru karena ”tradisi ketergantungan” yang lama terbangun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com