Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Domestik Perlu Paket Wisata yang Ekonomis

Kompas.com - 03/12/2012, 20:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wisatawan nusantara (wisnus) perlu didorong dengan pemberian paket-paket wisata khusus yang ekonomis. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu salah satunya dengan mengalakan paket liburan akhir pekan.

"Mulai dari 'weekend travel', wisatanya di sekitar kita saja dulu," tutur Mari saat jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (3/12/2012).

Senada dengan hal tersebut, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar memandang wisnus menjadi bagian penting dari pariwisata Indonesia. Terutama, lanjutnya, tahun ini kalender Indonesia banyak mengalami "harpitnas" alias "hari kejepit nasional" atau liburan panjang di akhir pekan disebabkan adanya tanggal merah di hari Kamis.

"Ada masukan dari Bandung, setiap 'harpitnas', Bandung selalu penuh dengan turis Jakarta," tutur Sapta.

Oleh karena itu, Sapta mengatakan perlunya adanya koordinasi dengan daerah-daerah agar adanya penyebaran wisnus. Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy menuturkan ada banyak faktor yang meningkatkan perkembangan wisnus.

"Tahun depan juga banyak 'harpitnas', itu pemicunya dan juga tumbuhnya LCC atau low cost courier (maskapai bujet rendah). LCC memang bisa menyebabkan ke arah mass tourism (pariwisata massal), tapi tak masalah karena ini pergerakan," katanya.  

Mari menjelaskan bahwa sejauh ini, devisa yang diterima dari wisatawan mancananegara masih lebih besar dibanding pengeluaran yang dilakukan wisatawan nasional (wisatawan Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri).

"Bagaimana caranya agar orang kita mau jalan-jalan di dalam negeri. Budget airlines dan hotel bujet harus lebih banyak disediakan, tutur Mari.

Ia menjelaskan untuk destinasi wisata seperti Komodo dan Raja Ampat memang wisata minat khusus yang sifatnya lebih ke ekowisata. Sementara itu, lanjut Mari, misalnya Yogyakarta dan Solo bisa menjadi destinasi wisata yang menarik karena aksesnya mudah dengan maskapai bujet rendah.

Ia menuturkan, perlu adanya informasi mengenai paket-paket wisata yang ekonomis untuk wisnus. Sebab, hal tersebut yang bisa mendorong pergerakan wisnus.  

"Paket-paket ini yang bisa mendorong wisnus. Bagaimana mereka bisa dapat paket ekonomis untuk jalan-jalan, ada informasinya, dan bisa merencanakannya. Kereta api juga potensial menjadi sarana transportasi yang digunakan," ungkap Mari.

Mari menuturkan dua bulan lalu, sebuah situs perjalanan yaitu tiket.com, beberapa bulan lalu telah meluncurkan sistem pemesanan kereta api bahkan bisa memesan tempat duduknya seperti saat memesan tiket pesawat terbang.

"Dan bisa dikombinasikan pemesanannya dengan pesawat. Paket-paket ini yang bisa mendorong wisnus," kata Mari.  

Berdasarkan analisa Direktorat Pengembangan Pasar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, jumlah wisnus yang melakukan perjalanan di dalam negeri pada semester pertama 2012 sebanyak 105.954.040 perjalanan atau mengalami kenaikan sebesar 0,1% dibanding semester I tahun 2011 sebanyak 105.849.279 perjalanan.

Jumlah perjalanan wisnus semester pertama 2012 ini menunjukkan bahwa target yang sudah tercapai sekitar 43% dari 245 juta perjalanan.  Tahun 2011 jumlah perjalanan wisnus sebanyak 237 juta, dan tahun ini ditargetkan mencapai 245 juta perjalanan atau naik sekitar 1,3%.  

Masih rendahnya jumlah perjalanan wisnus pada semester pertama 2012 ini dikarenakan antara lain   belum masuknya perhitungan perjalanan wisnus  pada musim liburan panjang seperti hari raya Lebaran, Natal dan Tahun, maupun liburan sekolah.

Sebagai gambaran pada musim liburan Hari Raya Indul Fitri pertengahan Agustus 2012 lalu, terjadi pergerakan wisnus sebanyak 16,5 juta. Pergerakan wisnus dalam jumlah besar seperti ini juga takan terjadi pada liburan sekolah pada  Juli dan Desember, serta  pada liburan Natal dan Tahun Baru pada Desember ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com