Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tour de Busway, Mengagumi Bangunan Bersejarah Jakarta

Kompas.com - 26/02/2013, 19:11 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

ANDA pernah mencoba naik bus TransJakarta? Tetapi mungkin tak banyak yang tahu kalau rute TransJakarta tersebut melewati bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Jakarta yang masih berdiri hingga kini.

Bersama Komunitas Historia Indonesia (KHI), Kompas.com mencoba menelusuri bangunan-bangunan penting yang dilalui oleh rute TransJakarta. Kali ini rute yang ditelusuri adalah Koridor 1 Blok M - Kota. Tempat pemberangkatan dimulai dari halte Bundaran Hotel Indonesia (HI) dengan tujuan akhir halte Sawah Besar.

Tur dengan TransJakarta yang bertajuk "Tour de Busway" ini bukanlah yang pertama kali diadakan oleh komunitas KHI. Asep Kambali, pendiri KHI yang ditemui Kompas.com, mengatakan bahwa tur semacam ini sering diadakan tetapi hanya dengan beberapa orang yang ditemani oleh satu pemandu, tidak seperti saat ini satu pemandu bisa mendampingi hingga puluhan orang.

"Tour de Busway pernah bikin tapi belum pernah yang model massal seperti begini. Biasanya 5 sampai 10 orang dengan saya atau dengan yang lain," katanya.

Kali ini, tur bersamaan dengan perayaan Cap Go Meh, Minggu (24/2/2013), yaitu rangkaian perayaan Tahun Baru China serta melihat jejak-jejak peninggalan China di Jakarta. "Indonesia itu salah satunya ada Tionghoa di dalamnya. Tionghoa dalam sejarah memiliki peran. Itu yang harus diketahui," kata Asep.

Dalam perjalanan menyusuri bangunan bersejarah dengan TransJakarta, rute pertama yang dilewati adalah Sarinah. Sarinah merupakan mal pertama di Jakarta yang dibangun tahun 1962 oleh Bung Karno. Asep yang juga sebagai pemandu dalam tur tersebut mengatakan bahwa nama Sarinah diambil dari nama seorang ibu asuh Bung Karno.

"Tapi tujuan dibuatnya Sarinah diharapkan (di Sarinah) disajikan berbagai hal tentang keindonesiaan kita," kata Asep.

Bergerak maju, tak Jauh dari Sarinah, melewati Bank Indonesia yang pada awal didirikan bernama De Javasche Bank. Mula didirikan, bank ini bersifat semi nasional. Namun setelah dinasionalisasi oleh pemerintah, kini Bank Indonesia menjadi bank sentral.

Di depan Bank Indonesia terdapat patung yang dikenal dengan patung kuda. Sebenarnya patung tersebut bernama Patung Arjuna Wiwaha, sesuai dengan kisah yang digambarkannya, yaitu cerita tentang Mahabarata.

Perjalanan dengan bus TransJakarta ini pun melewati Monas (Monumen Nasional). "Monumen nasional adalah simbol dari kedigdayaan Indonesia, simbol dari kebangggaan dan saya kira simbol dari kemerdekaan," ujar Asep.

Tugu Monas berbentuk lidah api yang dilapisi emas. Bentuk lidah api bermakna tak kunjung padam, agar semangat rakyat Indonesia pun tak pernah padam.

Di depan Monas, ada Museum Nasional yang juga disebut dengan Museum Gajah. Museum Nasional merupakan museum tertua namun pertama kali didirikan berada di daerah Kali Besar, Kawasan Kota Tua Jakarta. Mulanya museum ini berdiri sebagai pusat kebudayaan zaman Belanda.

Tak jauh dari Monas, ada RRI (Radio Republik Indonesia) serta Istana Negara. RRI merupakan saksi sejarah yang mengumandangkan kemerdekaan Indonesia setelah Bung Karno membacakan teks Proklamasi. Sedangkan Istana Negara yang dulunya ialah rumah Gubernur Jenderal Belanda, Bung Karno pernah berpidato di tempat ini diiringi oleh teriakan "merdeka!" dari para hadirin yang datang. Maka, jadilah Istana Negara juga disebut Istana Merdeka.

"Menjadi Istana Merdeka karena dulu Bung Karno sempat pidato dan banyak orang berteriak merdeka! merdeka! merdeka! di sana," kata Asep.

Perjalanan semakin jauh hingga melewati perempatan Harmoni. Di tiang jembatan perempatan Harmoni, mungkin tak banyak orang yang sadar bahwa ada patung di sana. Patung kira-kira setinggi 1 meter tersebut ialah Patung Hermes.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com